BPS Kotim: Beras dan cabai rawit penyumbang tertinggi inflasi di Sampit

id BPS Kotim: Beras dan cabai rawit penyumbang tertinggi inflasi pada November 2023, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur

BPS Kotim: Beras dan cabai rawit penyumbang tertinggi inflasi di Sampit

Suasana pusat perbelanjaan mentaya (PPM) Sampit, Jumat (8/12/2023). Beras menjadi salah satu komoditas penyumbang terbesar inflasi di Kota Sampit pada November 2023. ANTARA/Devita Maulina

Sampit (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah komoditas beras dari cabai rawit merupakan pengembang tertinggi inflasi di Kota Sampit pada bulan November 2023, dengan nilai inflasi 0,17 persen.

“Sejauh ini inflasi di Kota Sampit masih terkendali, tapi memang ada beberapa komoditas yang terus mengalami kenaikan hingga berdampak pada inflasi, yaitu beras dan cabai rawit,” kata Kepala BPS Kotawaringin Timur Eddy Surahman di Sampit, Jumat.

Ia menjelaskan pada November 2023 di Indonesia terjadi inflasi sebesar 0,38 persen. Dari 90 kota indeks harga konsumen (IHK), 79 kota mengalami inflasi dan 11 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bandar Lampung sebesar 1,05 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 0,51 persen. Kota Sampit menempati peringkat ke 68 kota inflasi dengan inflasi sebesar 0,17 persen.

Inflasi di Kota Sampit terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar 0,40 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,11 persen kelompok perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,08 persen kelompok kesehatan 0,01 persen, kelompok rekreasi olahraga dan budaya 0,12 persen,dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,61 persen.

Adapun komoditas yang memberikan andil atau sumbangan terhadap inflasi, yaitu beras dan cabai rawit 0,090 persen, ikan nila 0,062 persen, emas perhiasan 0,038 persen, ikan gabus 0,019 persen, cabai merah 0,014 persen, rimbang atau tekokak 0,0 13 persen, ikan Kapar 0,013 persen, ikan patin dan gula pasir 0,012.

Baca juga: Terbesar dalam sejarah Kotim, pelantikan 81 kepala desa dimeriahkan kirab

“Meski begitu, ada pula beberapa komoditas yang mengalami penurunan indeks harga atau deflasi antara lain ikan tongkol bensin mentimun semangka kacang panjang terong tomat nangka daging ayam ras dan labu manis. Namun, jika dibandingkan masih lebih tinggi persentase inflasinya,” ujarnya.

Eddy melanjutkan, meski dalam 3 bulan terakhir Kota Sampit mengalami inflasi secara berturut-turut namun menurutnya kondisi inflasi saat ini masih stabil.

Kendati demikian, ada beberapa komoditas lainnya yang perlu menjadi perhatian pemerintah karena berpotensi mengalami kenaikan harga sehubungan dengan momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru), yakni telur, cabai merah, dan bawang merah.

“Sebenarnya untuk saat ini kita belum bisa memberikan gambaran terkait kondisi Kota Sampit pada bulan Desember. Tapi kalau melihat dari beberapa tahun terakhir untuk komoditas yang paling banyak dikonsumsi setiap ada perayaan hari besar keagamaan adalah beras cabai rawit cabai Merah dan bawang merah. Sehingga ini mungkin bisa jadi acuan pemerintah dalam upaya menjaga stabilitas harga,” tuturnya.

Ia menambahkan, sehubungan dengan momentum Natal dan Tahun Baru sektor penerbangan biasanya juga akan mengalami kenaikan yang signifikan Namun, untuk saat ini hal tersebut belum bisa terlihat karena biasanya kenaikan harga pada sektor penerbangan baru terlihat mendekati hari perayaan.

Baca juga: Camat Irpansyah optimistis mampu mendukung pencapaian visi misi Bupati Kotim

Baca juga: Berikut penjelasan Bawaslu Kotim terkait laporan dugaan DPT Fiktif

Baca juga: Bupati Kotim minta Bapenda gali potensi baru pajak