Klungkung (ANTARA) - Keluarga dari korban meninggal dunia akibat senioritas di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda Jakarta hingga saat ini mengaku belum pernah dihubungi keluarga pelaku.
“Belum, sampai sekarang saya wajahnya saja belum tau, keluarganya, ibunya, ayahnya, atau mungkin keluarga besarnya, sama sekali tidak ada permintaan maaf ke keluarga kami,” kata Nengah Rusmini, ibunda korban Putu Satria Ananta Rustika di Kabupaten Klungkung, Bali, Kamis.
Diketahui mahasiswa sekolah kedinasan Kementerian Perhubungan itu meninggal dunia pada Jumat (3/5) lalu akibat kekerasan seniornya, dimana hingga saat ini Polres Metro Jakarta Utara telah menetapkan empat orang tersangka atas kasus ini.
Hampir sepekan kejadian tersebut, tak satu pun keluarga dari pelaku berusaha menghubungi keluarga korban di Bali, sementara besok Jumat (10/5) akan berlangsung upacara pengabenan jenazah Putu Satria di Desa Gunaksa.
“Sangat kecewa, keluarga pelaku tidak ada itikad baik sama sekali,” ujar Rusmini usai menerima kunjungan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di rumah duka.
Keluarga Putu Satria mengaku heran mengapa hal ini terjadi pada putra sulungnya yang baru berusia 19 tahun itu, padahal korban adalah siswa yang semangat bahkan menjadi panutan adik-adiknya untuk menempuh pendidikan di sekolah kedinasan.
Adik perempuannya yang bernama Kadek Ananta Pradnyaswari yang saat ini duduk di kelas 2 SMA 2 Semarapura bahkan sedang menyiapkan diri untuk mengikuti jejak kakaknya, karena semasa hidup sang kakak yang memberi semangat dan arahan.
“Artinya paling tidak kasih tau lah anaknya, ajarkan kasih sayang kepada anaknya, itu manusia bukan binatang, hal apa yang diajarkan sehingga kok bisa anak saya diperlakukan seperti itu,” tutur ibunda korban sambil menahan tangis.
Rusmini sendiri tidak pernah menyangka banyak cerita di balik pendidikan anaknya di STIP Marunda, sebab selama ini setiap dihubungi dia selalu mengaku baik-baik saja.
Bahkan setiap kesempatan pulang ke Bali, Putu Rio yang bertubuh tegap dan berotot sama sekali tidak mencerminkan mengalami kekerasan.
Untuk diketahui, setelah sebelumnya Polres Metro Jakarta Utara menetapkan TRS sebagai pelaku, ditetapkan tiga perlu lagi yang menjadi bagian dari kematian Putu Satria di toilet yaitu FA, KAK, dan WJP.
Berita Terkait
100.000 prajurit dilibatkan pada HUT ke-79 TNI di Monas
Sabtu, 5 Oktober 2024 12:58 Wib
IKN jadi pertimbangan anggota DPR tak lagi dapat rumah dinas
Sabtu, 5 Oktober 2024 12:56 Wib
Susu ikan diharapkan masuk program makan bergizi gratis
Sabtu, 5 Oktober 2024 12:54 Wib
Anggota TNI apresiasi Polri terima anaknya jalur disabilitas Bintara
Jumat, 4 Oktober 2024 14:51 Wib
Waspada! Modus tawaran kerja di luar negeri jadi sindikat narkoba
Jumat, 4 Oktober 2024 14:49 Wib
Teknologi bukan lagi opsi penentuan kebijakan, tapi kewajiban, kata Nadiem Makarim
Kamis, 3 Oktober 2024 20:29 Wib
85,4 persen rakyat puas kinerja Jokowi bina keamanan
Kamis, 3 Oktober 2024 20:26 Wib
Bawa senjata tajam, 5 pelajar ditetapkan jadi tersangka
Kamis, 3 Oktober 2024 20:03 Wib