Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat menggelar Pameran dan Edukasi Kultural Museum 2025 sebagai upaya untuk memperkuat eksistensi Museum Kayu Sampit di tengah masyarakat.
“Kami mengapresiasi Disbudpar Kotim yang menyiapkan kegiatan ini dengan seksama, karena melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik Museum Kayu Sampit ini bagi masyarakat, khususnya generasi muda,” kata Penjabat Sekretaris Daerah Kotim Masri di Sampit, Selasa.
Ia menjelaskan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2015, museum adalah lembaga yang sangat berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi dan mengomunikasikannya kepada masyarakat.
Museum memiliki peran yang sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan pendidikan terutama ilmu-ilmu sosial dan budaya.
Selain sebagai sumber pembelajaran juga dapat menjadi media pembelajaran dan penelitian. Barang-barang yang ada di museum tidak hanya merupakan barang antik dan kuno, namun memiliki informasi mengenai peristiwa yang terjadi di masa lampau.
“Maka dari itu, saya harapkan Museum Kayu Sampit ini menjadi salah satu wadah yang memberikan pembelajaran bagi anak didik, mahasiswa, pecinta museum dan masyarakat umum di Kotim,” ucapnya.
Masri melanjutkan, dengan menjadi tempat atau wadah menyimpan kekayaan budaya, museum dapat menjadi sumber informasi dan juga penelitian dan kehidupan di masa lampau yang dapat menggambarkan aspek kehidupan masyarakat saat itu.
Masyarakat masa sekarang dapat mengetahui peristiwa dan prestasi yang dihasilkan di masa lampau untuk mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi saat ini.
Oleh sebab itu, peninggalan yang menjadi koleksi museum merupakan tongkat estafet yang harus dijaga dan diteruskan karena peninggalan itulah yang menghubungkan masa kini dan masa lampau.
“Melalui kegiatan ini saya menghimbau dan mengajak masyarakat untuk memanfaatkan semaksimal mungkin keberadaan Museum Kayu Sampit ini sebagai wujud tanggung jawab bersama dalam melestarikan membina sekaligus mengembangkan budaya masyarakat,” pungkasnya.
Baca juga: BPBD Kotim finalisasi dokumen kontingensi karhutla
Kepala Disbudpar Kotim Bima Ekawardhana menyampaikan Pameran dan Edukasi Kultural Museum 2025 digelar selama tiga hari, yakni 24-26 Juni 2025, bertempat di Museum Kayu Sampit.
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan DPA-SKPD Disbudpar Kotim, SK Kepala Disbudpar Kotim tentang susunan panitia penyelenggaraan kegiatan pameran dan edukatif kultural museum 2025, serta kerangka acuan kerja Museum kayu Sampit melalui dana alokasi khusus non fisik dan BOP museum.
“Tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah meningkatkan jumlah kunjungan pada Museum Kayu Sampit, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keberadaan museum yang ada di Kotim,” sebutnya.
Selain itu, melalui kegiatan pameran dan edukasi kultural museum ini juga diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan kecintaan pelajar maupun masyarakat setempat terhadap museum.
Terlebih, mengingat museum memiliki peran penting dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan pendidikan terutama ilmu-ilmu sosial dan budaya.
Rangkaian kegiatan yang digelar dalam Pameran dan Edukasi Kultural Museum 2025 ini meliputi, pameran dengan tema bermain bersama yang memperlihatkan berbagai peralatan permainan tradisional, lomba cerdas cermat tingkat SMA sederajat dan pemilihan duta museum.
Jumlah peserta kegiatan ini kurang lebih sebanyak 100 orang, terdiri atas pelajar SMA sederajat, mahasiswa dan umum. Selain itu, pihaknya menargetkan jumlah kunjungan pameran mulai dari anak TK, SD, SMP dan SMA mencapai 500 orang.
Bima menambahkan, disamping kegiatan ini pihaknya juga telah menyiapkan kegiatan lainnya dalam rangka memperkenalkan Museum Kayu Sampit kepada masyarakat hingga ke wilayah pelosok Kotim.
“Jadi kegiatan ini baru sesi pertama dan nanti ada sesi kedua yaitu kegiatan workshop museum keliling berkunjung ke sekolah di sejumlah kecamatan di Kotim yang diisi dengan lomba pemandu wisata, lomba video untuk pemula, lomba fotografer, kemah budaya, seminar hasil kajian dan Focus Group Discussion (FGD),” demikian Bima.
Baca juga: BMKG sebut Kotim memasuki kemarau meski sering hujan
Baca juga: Disdik Kotim imbau tabungan murid tidak melalui perorangan
Baca juga: Pemkab Kotim perkuat pengelolaan arsip seluruh SOPD