Sampit (ANTARA) - Angin kencang yang menyertai hujan deras di Sampit pada Minggu (9/11/2025) sore membuat sejumlah pohon besar bertumbangan sehingga menimbulkan kerusakan dan mengganggu arus lalu lintas.
"Kami bersama unsur kebencanaan lainnya langsung melakukan penanganan di lapangan. Kami juga melakukan kaji cepat bencana cuaca ekstrem dan penanggulangan pohon tumbang ini," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Minggu malam.
Berdasarkan pemantauan di kantor BMKG Haji Asan Sampit, kecepatan angin saat kejadian mencapai 52 km/jam. Ini merupakan dampak cuaca ekstrem yang sebelumnya sudah diwanti-wanti melalui peringatan dini.
Multazam memimpin langsung tim gabungan dalam menangani kondisi di lapangan. Target utama adalah mengevakuasi batang pohon yang tumbang agar arus lalu lintas menjadi lancar.
Hantaman angin kencang tercatat membuat pohon tumbang di Jalan DI Pandjaitan depan Jalan Delima 10, Jalan DI Pandjaitan depan Gang Kelapa serta Jalan HM Arsyad dekat rumah pemotongan hewan.
Kejadian ini membuat terjadi korsleting listrik di simpang empat Jalan Achmad Yani dan Jl AIS Nasution. Selain itu, sejumlah drainase juga rusak akibat terbongkar terkena akan pohon yang tumbang.
Baca juga: Tiga investor besar incar pengembangan hilirisasi mineral di Kotim
Arus lalu lintas juga sempat terganggu, khususnya di Jalan DI Pandjaitan dan Jalan HM Arsyad sekitar 3 jam. Namun pengendara bisa memilih jalan alternatif yang tersedia di sekitar lokasi kejadian.
Tidak ada korban dalam kejadian ini. Hanya, ada insiden sebuah mobil memaksa menerobos di bawah pohon tumbang, sehingga rusak akibat gesekan dengan bagian atas mobil.
"Upaya yang kami lakukan adalah melakukan pemangkasan cepat, agar lalu lintas berjalan dengan lancar, berkoordinasi dengan PLN Sampit. Selain itu pemangkasan bertahap, bergantian dengan pengaturan lalu lintas," katanya.
Kejadian ini mengingatkan bahwa cuaca ekstrem saat ini harus diwaspadai. Pekan lalu, angin kencang bahkan menerbangkan atap sebuah minimarket di Desa Pelantaran Kecamatan Cempaga Hulu.
Multazam menyebut, potensi cuaca ekstrem masih bisa terjadi akibat fenomena perubahan iklim. Ini merupakan imbas terjadinya bencana cuaca ekstrem di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Potensi gangguan hidrometeorologi masih berdampak sampai Februari 2026 sehingga harus diwaspadai. Masyarakat diimbau untuk berhati-hati di sekitaran baliho, bangunan tinggi dan pohon-pohon yang rindang untuk menghindari kecelakaan jika pohon atau bangunan tersebut ambruk akibat hantaman angin kencang," demikian Multazam.
Baca juga: Baru beroperasi, Koperasi Merah Putih Desa Jemaras mulai untung
Baca juga: Disdik Kotim siapkan kompensasi untuk keterlambatan layanan publik
Baca juga: Pemkab Kotim sebut Cempaga jadi percontohan pendekatan penyelesaian sengketa lahan
