Palangka Raya  (ANTARA) - Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) sebagai program Kementerian Pertanian berpola kemitraan, dinilai sebagai langkah efektif meningkatkan produktivitas perkebunan sawit milik rakyat, dengan cara mengganti tanaman tua atau tidak produktif dengan bibit baru yang lebih berkualitas.

Head of Strategic PSR Sinar Mas Agribusiness and Food, Dyah R Citra Anggara, melalui pernyataan yang diterima di Palangka Raya, Kamis mengatakan, pihaknya sangat mendukung pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui program PSR pola kemitraan.

"Bersama para petani rakyat di sekitar area perusahaan. Sinar Mas Agribusiness and Food juga senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah, terkait program dan aturan PSR yang berlaku," katanya.

Pihaknya juga berkomitmen mengembangkan program PSR, karena sesuai dengan kebijakan sosial dan lingkungan perusahaan. Selain itu juga akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan mendukung pemerintah dalam mencapai target PSR.

Citra menambahkan, upaya peningkatan kesejahteraan itu dioptimalkan dengan penyediaan bibit berkualitas tinggi dari Dami Mas, pendampingan budidaya yang baik (good agricultural practice), serta transfer teknologi dan mekanisasi.

Sinar Mas Agribusiness and Food juga terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak demi menciptakan produk sawit Indonesia yang kian berkualitas dan mewujudkan peningkatan taraf ekonomi para petani.

Atas upaya menyukseskan PSR, Kementerian Pertanian memberi Anugerah Peremajaan Sawit Indonesia kepada Sinar Mas Agribusiness and Food, dengan predikat kontribusi terbesar dalam program PSR pola kemitraan.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Andi Nur Alam Syah, menilai Sinar Mas Agribusiness and Food sebagai salah satu pihak yang menunjukkan komitmen serta konsistensi dalam pengembangan program PSR.

Menurutnya, perusahaan telah melakukan upaya-upaya yang sejalan dengan visi Direktorat Jenderal Perkebunan untuk mendorong peningkatan produktivitas kelapa sawit nasional.

“Saya mengajak semua pihak membangkitkan program PSR dan perbaikan tata kelola sawit. Diharapkan, sawit Indonesia yang berkelanjutan akan terwujud melalui sinergi multipihak, sehingga dapat mendorong peningkatan produksi, nilai tambah, dan daya saing kelapa sawit Indonesia,” katanya.

Baca juga: Sinar Mas Agribusiness and Food gelar apel siaga antisipasi ancaman karhutla

Sementara itu, di antara mitra Sinar Mas Agribusiness and Food dalam implementasi program PSR adalah Koperasi Sawit (Kopsa) Berkat Ridho Bersama dan KSU Al-Faiz Mandiri.

Ketua Kopsa Berkat Ridho Bersama, H Misdan, Program PSR dan pendampingan agronomi intensif yang diberikan kepada koperasinya berperan penting dalam peningkatan produktivitas lahan para petani.

“Produktivitas lahan petani yang tergabung dalam program PSR pola kemitraan ini semakin membaik. Dulu cara pengelolaan lahan kami tak memenuhi standar agronomi sehingga hasil produksinya pun rendah,” kata Misdan.

Kopsa Berkat Ridho Bersama yang berlokasi di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, merupakan salah satu pihak yang terlibat dalam program PSR pola kemitraan.

Melalui pola ini, para petani bukan hanya disediakan bibit unggul untuk keperluan penanaman kembali (replanting), tetapi juga diberikan pendampingan teknis budi daya dan kepastian penyerapan hasil panen sesuai harga yang ditetapkan oleh pemerintah.

Sejak melakukan replanting di tahun 2015, 2016, dan 2017 dengan total luas lahan 351,78 hektare, produktivitas Kopsa Berkat Ridho Bersama berubah signifikan.

Hasil panen tandan buah segar (TBS) menunjukkan peningkatan dua kali lipat, dari yang semula berkisar 10 ton/hektare/tahun, menjadi 23,43 ton/hektare/tahun pada rata-rata usia tanaman 6 tahun. Diperkirakan, pada usia tanaman 10-20 tahun, potensi produksi dapat mencapai 30 ton/hektare/tahun.

Sementara itu, Koperasi Serba Usaha (KSU) Al-Faiz Mandiri, di Desa Lubuk Pandan, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan juga melaksanakan program PSR pola kemitraan.

Para petani yang tergabung dalam Koperasi Serba Usaha (KSU) Al-Faiz Mandiri melakukan replanting di lahan seluas 845,58 hektare yang prosesnya dimulai pada akhir tahun 2017.

Ali Mustain, salah satu petani yang terlibat dalam program PSR pola kemitraan ini, merasakan perkembangan ekonomi yang signifikan. Ia optimis bahwa potensi sektor perkebunan dapat menjadi tumpuan peningkatan kesejahteraan warga dan kemajuan desa.

"Sebelum ada PSR, di desa ini hanya ada sepeda sebagai alat transportasi. Kini semua pakai motor, berjejer di depan rumah dan di jalan. Tiap bulan, ada saja motor baru yang dibeli. Bahkan ada yang beli mobil. Wifi juga banyak terpasang di rumah-rumah warga," katanya.

Baca juga: Sinar Mas tawarkan beasiswa pendidikan-peluang kerja pada 2023

Baca juga: Sinar Mas bantu warga kurang mampu wujudkan rumah layak huni

Baca juga: Lokakreasi Sinar Mas Agribusiness and Food tingkatkan penjualan kelompok UMKM

Pewarta : Rendhik Andika  
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024