Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Halikinnor mengajak masyarakat memanfaatkan dengan baik program pemerintah daerah yang memberikan subsidi biaya kuliah hingga 50 persen.
“Saya telah membuat kebijakan dengan UMPR (Universitas Muhammadiyah Palangkaraya) untuk membantu 50 persen biaya kuliah bagi masyarakat Kotim, sehingga diharapkan program ini bisa dimanfaatkan dengan baik supaya kualifikasi sumber daya manusia kita meningkat,” kata Halikinnor di Sampit, Sabtu malam.
Hal ini ia sampaikan dalam acara temu santai dengan awak media di wilayah Kotim. Turut hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Daerah Fajrurrahman, Kepala Dinas Kesehatan Umar Kaderi, Kepala Dinas Pendidikan Muhammad Irfansyah, dan sejumlah kepala OPD Kotim lainnya, serta Ketua PWI Kotim Siti Fauziah.
Halikinnor menyampaikan, dalam rangka peningkatan kualifikasi SDM di Kotim, pemerintah daerah setempat telah menjalin kerja sama dengan UMPR. Tujuannya untuk memberi kemudahan bagi masyarakat melanjutkan pendidikan ke Perguruan tinggi.
UMPR sendiri telah menjalankan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang sangat memudahkan bagi mahasiswanya. Program ini juga memudahkan bagi masyarakat, pegawai, karyawan swasta dan lainnya untuk menjalani kuliah tanpa harus meninggalkan tugas dan tanggung jawabnya.
RPL merupakan program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sebagai pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pendidikan formal, nonformal, informal, dan/atau pengalaman kerja sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan formal dan untuk melakukan penyetaraan dengan kualifikasi tertentu.
Program RPL ini juga wujud keinginan Presiden RI Joko Widodo untuk menaikkan indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia di regional ASEAN, karena saat ini rata-rata taraf pendidikan di masyarakat Indonesia terbilang rendah dibanding negara lainnya di ASEAN.
“Program ini terbuka untuk siapa saja, termasuk para jurnalis, apalagi seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi kita dituntut untuk bisa meningkatkan kompetensi. Melalui program ini siapa saja bisa berkuliah meski jarak jauh,” ujarnya.
Baca juga: Bapenda Kotim: Potensi pajak lahan belum HGU capai ratusan miliar
Pihak UMPR sudah beberapa kali memberikan sosialisasi program RPL kepada pegawai dan masyarakat Kotim. Bahkan saat ini sudah banyak yang kuliah melalui program ini.
Dijelaskan pula, bahwa program RPL berbeda dengan perkuliahan pada umumnya. Program RPL menekankan pada sistem pembelajaran yang mudah dan tidak mengganggu rutinitas. Bahkan, pegawai maupun warga desa di pelosok pun kini bisa kuliah.
Pola perkuliahan RPL bersifat hybrid. Mahasiswa bisa mengikuti perkuliahan melalui mobile atau jarak jauh, sehingga peserta bisa tetap berada di posisi atau daerah masing-masing tidak harus datang langsung ke kampus secara formal. Akan tetapi, secara periodik dosen akan datang untuk memberikan perkuliahan tatap muka.
Hal inilah keunggulan dari RPL, karena memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berkuliah tanpa harus meninggalkan daerah maupun pekerjaan rutin mereka.
Selain itu, dalam program RPL pengalaman atau pengabdian seseorang akan dihargai. Bagi yang sudah bekerja minimal lima tahun setelah lulus pendidikan formal akan dilakukan penilaian oleh tim asesor yang menentukan sisa masa kuliah yang akan diikuti, dengan potongan masa kuliah 4 hingga 6 semester.
“Insyaallah, dalam beberapa tahun ke depan kita akan mendapat bonus demografi. Hal ini perlu kita imbangi dengan peningkatan kompetensi diri, supaya bonus demografi tersebut bisa kita manfaatkan untuk memajukan daerah kita,” ujar Halikinnor.
Disamping itu, ia menyampaikan bahwa Kotim mendapat bantuan beasiswa untuk 50 putra-putri daerah yang berprestasi dan ingin melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam program Beasiswa Indonesia Emas-Daerah (BIE-D) dari Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi).
Pria yang juga menjabat sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) Apkasi Kalteng ini menyampaikan Apkasi telah menandatangani nota kesepakatan dengan mitra PTN dalam pengadaan beasiswa ke 21 PTN unggulan, diantaranya Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Pertanian Bogor (ITB).
Dengan ragam program bantuan pendidikan ini diharapkan masyarakat di Kotim lebih termotivasi untuk bisa meningkatkan taraf pendidikan masing-masing.
Baca juga: Bupati Kotim: Alhamdulillah tunggakan TPP dan dana desa sudah lunas
Baca juga: Karang Taruna Kotim siap bantu pasarkan produk UMKM melalui website
Baca juga: BPBD Kotim terima hibah kendaraan dan peralatan pemadam dari provinsi
“Saya telah membuat kebijakan dengan UMPR (Universitas Muhammadiyah Palangkaraya) untuk membantu 50 persen biaya kuliah bagi masyarakat Kotim, sehingga diharapkan program ini bisa dimanfaatkan dengan baik supaya kualifikasi sumber daya manusia kita meningkat,” kata Halikinnor di Sampit, Sabtu malam.
Hal ini ia sampaikan dalam acara temu santai dengan awak media di wilayah Kotim. Turut hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Daerah Fajrurrahman, Kepala Dinas Kesehatan Umar Kaderi, Kepala Dinas Pendidikan Muhammad Irfansyah, dan sejumlah kepala OPD Kotim lainnya, serta Ketua PWI Kotim Siti Fauziah.
Halikinnor menyampaikan, dalam rangka peningkatan kualifikasi SDM di Kotim, pemerintah daerah setempat telah menjalin kerja sama dengan UMPR. Tujuannya untuk memberi kemudahan bagi masyarakat melanjutkan pendidikan ke Perguruan tinggi.
UMPR sendiri telah menjalankan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang sangat memudahkan bagi mahasiswanya. Program ini juga memudahkan bagi masyarakat, pegawai, karyawan swasta dan lainnya untuk menjalani kuliah tanpa harus meninggalkan tugas dan tanggung jawabnya.
RPL merupakan program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sebagai pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pendidikan formal, nonformal, informal, dan/atau pengalaman kerja sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan formal dan untuk melakukan penyetaraan dengan kualifikasi tertentu.
Program RPL ini juga wujud keinginan Presiden RI Joko Widodo untuk menaikkan indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia di regional ASEAN, karena saat ini rata-rata taraf pendidikan di masyarakat Indonesia terbilang rendah dibanding negara lainnya di ASEAN.
“Program ini terbuka untuk siapa saja, termasuk para jurnalis, apalagi seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi kita dituntut untuk bisa meningkatkan kompetensi. Melalui program ini siapa saja bisa berkuliah meski jarak jauh,” ujarnya.
Baca juga: Bapenda Kotim: Potensi pajak lahan belum HGU capai ratusan miliar
Pihak UMPR sudah beberapa kali memberikan sosialisasi program RPL kepada pegawai dan masyarakat Kotim. Bahkan saat ini sudah banyak yang kuliah melalui program ini.
Dijelaskan pula, bahwa program RPL berbeda dengan perkuliahan pada umumnya. Program RPL menekankan pada sistem pembelajaran yang mudah dan tidak mengganggu rutinitas. Bahkan, pegawai maupun warga desa di pelosok pun kini bisa kuliah.
Pola perkuliahan RPL bersifat hybrid. Mahasiswa bisa mengikuti perkuliahan melalui mobile atau jarak jauh, sehingga peserta bisa tetap berada di posisi atau daerah masing-masing tidak harus datang langsung ke kampus secara formal. Akan tetapi, secara periodik dosen akan datang untuk memberikan perkuliahan tatap muka.
Hal inilah keunggulan dari RPL, karena memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berkuliah tanpa harus meninggalkan daerah maupun pekerjaan rutin mereka.
Selain itu, dalam program RPL pengalaman atau pengabdian seseorang akan dihargai. Bagi yang sudah bekerja minimal lima tahun setelah lulus pendidikan formal akan dilakukan penilaian oleh tim asesor yang menentukan sisa masa kuliah yang akan diikuti, dengan potongan masa kuliah 4 hingga 6 semester.
“Insyaallah, dalam beberapa tahun ke depan kita akan mendapat bonus demografi. Hal ini perlu kita imbangi dengan peningkatan kompetensi diri, supaya bonus demografi tersebut bisa kita manfaatkan untuk memajukan daerah kita,” ujar Halikinnor.
Disamping itu, ia menyampaikan bahwa Kotim mendapat bantuan beasiswa untuk 50 putra-putri daerah yang berprestasi dan ingin melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam program Beasiswa Indonesia Emas-Daerah (BIE-D) dari Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi).
Pria yang juga menjabat sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) Apkasi Kalteng ini menyampaikan Apkasi telah menandatangani nota kesepakatan dengan mitra PTN dalam pengadaan beasiswa ke 21 PTN unggulan, diantaranya Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Pertanian Bogor (ITB).
Dengan ragam program bantuan pendidikan ini diharapkan masyarakat di Kotim lebih termotivasi untuk bisa meningkatkan taraf pendidikan masing-masing.
Baca juga: Bupati Kotim: Alhamdulillah tunggakan TPP dan dana desa sudah lunas
Baca juga: Karang Taruna Kotim siap bantu pasarkan produk UMKM melalui website
Baca juga: BPBD Kotim terima hibah kendaraan dan peralatan pemadam dari provinsi