Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) mengoptimalkan pengembangan budi daya kakao, di antaranya melalui peningkatan kapasitas para petani.
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kalteng Rizky Badjuri, di Palangka Raya, Minggu, mengatakan upaya peningkatan kapasitas itu agar komoditas kakao di Kalteng dapat terangkat dan menjadi komoditas utama.
"Dalam jangka waktu yang tidak terlalu panjang, komoditas kakao turut memberi warna dalam perkembangan komoditas perkebunan Kalteng, di antara komoditas unggulan lainnya, seperti kelapa sawit, karet, kelapa dalam, dan kopi," ujarnya pula.
Rizky menyampaikan berdasarkan data statistik perkebunan unggulan nasional yang diterbitkan oleh Ditjen Perkebunan Kementan RI, luasan areal perkebunan rakyat di Kalteng untuk komoditas kakao mencapai sekitar 2.878 hektare dengan produksi mencapai sekitar 1.557 ton per tahun.
Menurutnya, komoditas kakao masih sangat potensial untuk dibudidayakan di Kalteng, apalagi sudah menunjukkan tren keberhasilan pengembangannya, di antaranya di Kabupaten Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, dan Murung Raya.
Rizky juga menekankan, komoditas kakao juga tidak akan menimbulkan efek sosial apabila ditanam di kawasan hutan atau perhutanan sosial.
Baca juga: DPMPTSP Kalteng fasilitasi penyelesaian masalah wujudkan iklim investasi nyaman
"Hal ini, karena pohon kakao tidak akan banyak menimbulkan permasalahan seperti komoditas sawit, baik di tempat tumbuhnya maupun di lingkungan sekitar," ujarnya pula.
Adapun kegiatan peningkatan kapasitas petani kakao yang baru saja Disbun Kalteng laksanakan, di antaranya bekerja sama dengan Yayasan Good Forest Indonesia.
Melalui sinergi tersebut, pihaknya menyelenggarakan seminar potensi pengembangan industri dan budidaya kakao di Kalteng.
"Kami berupaya agar masyarakat maupun petani kita di Kalteng tak hanya fokus kepada komoditas seperti kelapa sawit, karet ataupun karet. Tetapi juga mulai melihat potensi lainnya seperti budi daya kakao," katanya lagi.
Lebih lanjut dia menyampaikan, potensi ini sangatlah bagus untuk dimanfaatkan, lantaran dalam beberapa tahun terakhir permintaan kakao di pasar global mengalami tren peningkatan secara signifikan, namun sebaliknya, produksi kakao dalam negeri justru mengalami penurunan dengan berbagai faktor penyebab yang berbeda.
Kondisi ini dapat dianggap sebagai peluang yang sangat bagus bagi pengembangan kakao di Kalteng, untuk itu diperlukan upaya bersama dan sinergi dari berbagai pihak.
Baca juga: Wagub: Optimalisasi lahan rawa tingkatkan kesejahteraan petani di Kalteng
Baca juga: Barut paparkan pembangunan pada rakor optimalisasi pemerintahan
Baca juga: Pemprov Kalteng tentukan waktu pemberian THR ASN, berikut penjelasannya
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kalteng Rizky Badjuri, di Palangka Raya, Minggu, mengatakan upaya peningkatan kapasitas itu agar komoditas kakao di Kalteng dapat terangkat dan menjadi komoditas utama.
"Dalam jangka waktu yang tidak terlalu panjang, komoditas kakao turut memberi warna dalam perkembangan komoditas perkebunan Kalteng, di antara komoditas unggulan lainnya, seperti kelapa sawit, karet, kelapa dalam, dan kopi," ujarnya pula.
Rizky menyampaikan berdasarkan data statistik perkebunan unggulan nasional yang diterbitkan oleh Ditjen Perkebunan Kementan RI, luasan areal perkebunan rakyat di Kalteng untuk komoditas kakao mencapai sekitar 2.878 hektare dengan produksi mencapai sekitar 1.557 ton per tahun.
Menurutnya, komoditas kakao masih sangat potensial untuk dibudidayakan di Kalteng, apalagi sudah menunjukkan tren keberhasilan pengembangannya, di antaranya di Kabupaten Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, dan Murung Raya.
Rizky juga menekankan, komoditas kakao juga tidak akan menimbulkan efek sosial apabila ditanam di kawasan hutan atau perhutanan sosial.
Baca juga: DPMPTSP Kalteng fasilitasi penyelesaian masalah wujudkan iklim investasi nyaman
"Hal ini, karena pohon kakao tidak akan banyak menimbulkan permasalahan seperti komoditas sawit, baik di tempat tumbuhnya maupun di lingkungan sekitar," ujarnya pula.
Adapun kegiatan peningkatan kapasitas petani kakao yang baru saja Disbun Kalteng laksanakan, di antaranya bekerja sama dengan Yayasan Good Forest Indonesia.
Melalui sinergi tersebut, pihaknya menyelenggarakan seminar potensi pengembangan industri dan budidaya kakao di Kalteng.
"Kami berupaya agar masyarakat maupun petani kita di Kalteng tak hanya fokus kepada komoditas seperti kelapa sawit, karet ataupun karet. Tetapi juga mulai melihat potensi lainnya seperti budi daya kakao," katanya lagi.
Lebih lanjut dia menyampaikan, potensi ini sangatlah bagus untuk dimanfaatkan, lantaran dalam beberapa tahun terakhir permintaan kakao di pasar global mengalami tren peningkatan secara signifikan, namun sebaliknya, produksi kakao dalam negeri justru mengalami penurunan dengan berbagai faktor penyebab yang berbeda.
Kondisi ini dapat dianggap sebagai peluang yang sangat bagus bagi pengembangan kakao di Kalteng, untuk itu diperlukan upaya bersama dan sinergi dari berbagai pihak.
Baca juga: Wagub: Optimalisasi lahan rawa tingkatkan kesejahteraan petani di Kalteng
Baca juga: Barut paparkan pembangunan pada rakor optimalisasi pemerintahan
Baca juga: Pemprov Kalteng tentukan waktu pemberian THR ASN, berikut penjelasannya