Bangkok (ANTARA
News) - Thailand menangkap dan berjanji mengusir lebih dari 150
pendatang Rohingya Myanmar, yang ditemukan bermukim di kampung
tersembunyi di dekat perbatasan selatan negara itu dengan Malaysia, kata
polisi Thailand, Senin.
Ke-71 pria dan 85 wanita dan anak-anak itu ditemukan di perkebunan
karet di provinsi Songkhla, kata petinggi polisi setempat, Krisakorn
Pleetanyawong, empat hari sesudah sekitar 400 orang Rohingya ditemukan
dalam sergapan lain di provinsi tersebut.
"Mereka akan diperlakukan berdasarkan atas hukum sebagai pendatang
gelap dan akan diusir," katanya kepada kantor berita Prancis AFP, dengan
menambahkan bahwa seorang pria Thailand juga ditangkap dengan dugaan
melanggar hukum imigrasi.
Ribuan orang Rohingya, kelompok kecil Muslim tidak diakui sebagai
warga negara di Myanmar, lari dari kerusuhan suku di negara bagian
barat, Rakhine, ke Thailand dan negara lain.
Kelompok hak asasi mengutuk Thailand dengan tuduhan tidak membantu
pendatang Rohingya, yang mencapai wilayahnya, tapi mendorong mereka
kembali ke Myanmar atau negara tetangganya, termasuk Malaysia, yang
menawarkan perlindungan bagi kelompok kecil itu.
Human Rights Watch menyeru pemerintah Thailand memberi jalan bagi UNHCR ke pengungsi Rohingya sebelum mengusir mereka.
Peneliti Human Right Watch Thailand Sunai Phasuk menyatakan wanita
dan anak-anak semakin banyak ikut dalam perahu lari dari Myanmar.
"Tampaknya keluarga sedang tercabut dari tanah air mereka dan harus mencari tempat aman untuk tinggal," katanya, kepada AFP.
PBB mendesak tetangga Myanmar membuka perbatasan mereka pelarian dari gelombang kekerasan suku di Rakhine.
Bentrokan warga Buddha dengan Muslim menewaskan sedikit-dikitnya 180
orang tewas di negara bagian itu sejak Juni dan menelantarkan lebih
dari 110.000 orang, sebagian besar dari Rohingya.
(B002/Z002)
Thailand tangkapi lebih dari 150 orang Rohingya
... orang Rohingya, kelompok kecil Muslim tidak diakui sebagai warga negara di Myanmar, lari dari kerusuhan suku... "