Moskow (ANTARA News) - Presiden Rusia Vladimir Putin telah berusaha
meminta semua pihak yang terlibat dalam krisis Ukraina agar tak
menyia-nyiakan waktu dalam menelesaikan kemelut itu secara damai.
"Saya mengusulkan kedua pihak ... agar melakukan tindakan mendesak guna
menghentikan tindakan saling melancarkan pemboman, serta secepatnya
menarik senjata berat," demikian pesan Putin yang dikirim kepada
timpalannya dari Ukraina Petro Poroshenko sebagaimana dikutip Stasiun
Televisi Rusia, Channel One.
"Perkembangan baru-baru ini di Ukraina Tenggara, pemboman yang berlanjut
terhadap permukiman di Wilayah Donetsk dan Lugansk, mengakibatkan
keprihatinan besar dan benar-benar membahayakan proses penyelesaian
secara damai berdasarkan Kesepkatan Minsk pada September tahun lalu,"
kata Putin.
Putin berjanji Rusia siap bekerjasama dengan Organisasi bagi Keamanan
dan Kerja-Sama di Eropa (OSCE) guna memantau pelaksanaan kesepkatan
gencatan senjata itu dan penarikan senjata oleh semua pihak yang
bertikai di Ukraina.
Namun, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Ahad (18/1) mengungkapkan
usul Putin mengenai penarikan senjata "ditolak" oleh pihak Ukraina,
demikian laporan Xinhua.
"Presiden Ukraina menerima surat pada Jumat pagi (16/1) ... Sayangnya,
pihak Ukraina menolak rencana yang diusulkan tersebut tanpa memberi
tawaran pilihan, dan pada saat yang melanjutkan operasi militer," kata
Peskov, yang dikutip kantor berita RIA Novosti.
Juru Bicara Kremlin itu menegaskan, "Rusia terus melancarkan upaya guna
menengahi konflik tersebut dalam beberapa hari belakangan."
Selain itu, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan Moskow siap
"menggunakan pengaruhnya" dan membujuk gerilyawan lokal agar menerima
baik penarikan senjata sebagai "isyarat itikad baik" guna menghindari
makin banyak korban jiwa di pihak sipil.
Di dalam satu pesan daring, Kementerian tersebut menyampaikan
keprihatinan yang mendalam mengenai meningkatnya kehadiran militer Kiev
di Donbas, nama lokal yang digunakan untuk merujuk kepada Ukraina Timur.
"Militerisasi intensif, pengumuman tentang gelombang baru pergerakan
warga Ukraina, dan seruan dari Kiev agar melakukan pembalasan bagi
situasi di lapangan yang telah terjadi setelah penandatanganan
Kesepakatan Minsk" membuktikan bahwa pihak Ukraina membangkang terhadap
Kesepkatan Minsk, demikian tuduhan Kementerian Luar Negeri di Moskow.
Menurut pernyataan tersebut, Pemerintah Kiev diduga memanfaatkan
gencatan senjata belum lama ini untuk menata kembali pasukannya dan
melanjutkan aksi militernya, dan pada saat yang sama mendesak
pelaksanaan skenario kekerasan guna menyelesaikan krisis itu.
Saat menyerukan sepenuhnya dipatuhinya Kesepakatan Minsk oleh semua
pihak, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan Moskow akan melakukan
semua yang bisa dilakukannya guna memastikan bahwa Kelompok Kontak dalam
bertemu secepatnya.
(C003)
Berita Terkait
Enam organisasi desa desak revisi UU Desa
Rabu, 22 November 2023 18:42 Wib
YLKI desak promotor konser beri kompensasi terkait tiket masuk bermasalah
Jumat, 17 November 2023 16:43 Wib
Norwegia desak Israel lepas seluruh transfer pajak ke Palestina
Selasa, 14 November 2023 13:30 Wib
DPRD Palangka Raya desak pembenahan pasar tradisional
Senin, 6 November 2023 14:02 Wib
Legislator Kotim desak peningkatan jalan Kampung Bangkirai
Kamis, 5 Oktober 2023 14:13 Wib
Ketua MPR desak Kemenkumham evaluasi kasus narapidana kabur
Sabtu, 23 September 2023 9:29 Wib
Rusak dan dikeluhkan warga, Gubernur desak Pusat perbaiki jalan nasional di Pangkalan Banteng
Minggu, 30 Juli 2023 18:57 Wib
KLHK desak pengusaha sawit harus tuntaskan izin sebelum 2 November 2023
Senin, 17 Juli 2023 16:17 Wib