Palangka Raya Kembangkan Teknologi Biofloc Ikan Lele

id ikan lele, budidaya lele sistem biofloc

Palangka Raya Kembangkan Teknologi Biofloc Ikan Lele

Ilustrasi - Seorang peternak ikan lele, Tumirin memperlihatkan produksi lelenya. (ANTARA FOTO/Regina Safri)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Pemerintah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah saat ini mulai mengembangkan teknologi biofloc budidaya ikan lele yang ada di daerah itu.

"Pengembangan budidaya ikan lele dengan sistem teknologi bioflac ini termasuk sistem budidaya baru yang bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Tugas Pembantuan (TP) Balai Pengembangan Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Kalimantan Selatan," kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Palangka Raya, Helmi melalui Kasi Perikanan Rina Andrina, Minggu.

Rina mengatakan, uji coba teknologi bioflac khusus untuk budidaya ikan lele merupakan salah satu program dari pemerintah kota (Pemkot) Palangka Raya melalui Dinas Perikanan dan Peternakan Palangka Raya dalam pengembangan di sektor perikanan.

"Kami berharap dengan adanya pengembangan budidaya ikan lele dengan sistem bioflac ini dapat diikuti dengan adanya `demonstration farming` yang serupa, sehingga ke depan mampu memenuhi produktifitas ketersediaan ikan di Palangka Raya," katanya.

Selain itu, keunggulan dari penggunaan sistem bioflac sendiri tidak menggunakan lahan namun hanya dengan menggunakan kolam fiber berukuran berdiameter 2,5 meter, efisiensi pakan, praktis, higienis murah, efektif, efisien, tidak hujan/panas, tidak becek dan bisa di lahan sempit.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah, Efrensia LP. Umbing mengatakan bahwa keunggulan budidaya ikan lele dengan sistem biofloc adalah sebagai acuan untuk dikembangkan secara serius, baik oleh Balai Diklat Perikanan maupun para petugas pengelola di lokasi pengembangan yang ada di daerah itu.

Oleh sebab itu, perlu adanya sosialisasi dari instansi terkait kepada masyarakat setempat tentang bagaimana menggunakan sistem teknologi biofloc budidaya ikan lele, agar masyarakat mengetahui bagaimana hasil kerja dari sistem tersebut apakah menguntungkan atau tidak.

Kepala BPBAT Mandiangin, Kalimantan Selatan, Endang Mudjiutami, menjelaskan bahwa pengembangan budidaya ikan lele sistem biofloc memiliki keunggulan tersendiri.

"Pengembangan sistem biofloc tidak membutuhkan lahan yang luas, namun hanya cukup membuat kolam dengan diameter minimal 2 meter yang mampu menampung ikan lele dengan jumlah besar," kata Endang.

Selain itu, kebutuhan pakan lebih hemat meringankan biaya produksi. Sedangkan untuk tekstur daging ikan lele lebih putih dan sedikit lemak.

Sedangkan untuk biaya sangat murah dan waktu relatif lebih singkat dibandingkan budidaya konvensional.