Polres Pulang Pisau perkuat intelijen cegah teroris

id teror bom di surabaya, polres pulpis, inteleijen

Polres Pulang Pisau perkuat intelijen cegah teroris

Waka Polres Pulang Pisau Kompol Endro Aribowo. (Foto Antara Kalteng/Adi Waskito)

Pulang Pisau (Antaranews Kalteng) - Kapolres Pulang Pisau, AKBP Dedy Sumarsono SIKMH melalui Waka Polres Kompol Endro Aribowo mengatakan pasca teror bom di Surabaya, pihaknya memperkuat lagi fungsi intelijen dengan melakukan pemantauan pergerakan komunitas yang berpotensi menganut paham radikal.

"Hal ini sudah kita sampaikan kepada seluruh anggota dan Kapolsek di daerah setempat, untuk menjamin keamanan masyarakat," kata Endro, Senin (14/5/2018).

Bom yang meledak di Surabaya, terang Endro, tidak menutup kemungkinan berpotensi membangkitkan sel-sel teroris yang tidur. Polisi setempat juga telah diminta mendata atau melakukan pemetaan terhadap rumah kontrakan dan penginapan untuk memantau pendatang di kabupaten setempat. Selain itu memperketat penjagaan dengan menempatkan polisi di rumah-rumah ibadah.

Langkah lainnya, menurut Endro, adalah memperkuat peran Binmas menggalang siraturahmi dengan merangkul tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk mengutuk aksi bom yang mengakibatkan jatuhnya korban. 

Tokoh agama khususnya diharapkan bisa memiliki filter dan daya tangkal terhadap penyebaran paham-paham atau ajaran yang memiliki paham radikalisme.

Terkait dengan kelompok radikal yang di kabupaten setempat, Endro mengungkapkan hal tersebut adalah hal teknis dari intelijen. Pihaknya terus memantau pergerakan dari setiap komunitas dengan memperkuat setiap informasi sebagai antisipasi dan pencegahan terhadap munculnya paham radikal.      

Masyarakat, kata Endro, diharapkan ikut membantu polisi jika menemukan ada hal yang mencurigakan. Kontribusi masyarakat dinilai cukup besar dalam membantu meredam gaung terorisme ini, serta tidak ikut menyebarluaskan atau memviralkan konten di media sosial yang berisi ajaran radikal dan foto korban. 

"Tujuan teror bom ini adalah untuk membuat kekhawatiran dan ketakutan di dalam masyarakat," katanya.