Peningkatan penumpang di Pelabuhan Sampit tidak signifikan

id Peningkatan penumpang di Pelabuhan Sampit tidak signifikan,KSOP Sampit,Thomas Chandra,Natal,Tahun Baru

Peningkatan penumpang di Pelabuhan Sampit tidak signifikan

Kepala KSOP Sampit,Thomas Chandra. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Arus penumpang kapal laut di Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, selama musim libur Natal 2018 dan tahun baru 2019 berjalan lancar karena memang tidak terjadi peningkatan jumlah penumpang secara signifikan.

"Untuk musim Natal dan tahun baru yang juga bersamaan dengan musim libur sekolah, tidak ada kenaikan penumpang secara signifikan. Artinya, mengalir saja," kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit, Thomas Chandra di Sampit, Selasa.

Selama musim liburan Natal dan tahun baru memang terjadi peningkatan penumpang di Pelabuhan Sampit, namun jumlahnya tidak signifikan. Rata-rata jumlah penumpang tidak sampai separuh dari kapasitas maksimal kapal yang diberangkatkan.

Seperti Senin (31/12) malam, KM Kelimutu yang bertolak menuju Surabaya, hanya membawa 204 penumpang. Jumlah penumpang yang berangkat di malam pergantian tahun itu jauh di bawah kapasitas maksimal kapal milik PT Pelni tersebut yang bisa mengangkut penumpang hingga 1.600 orang.

Meski begitu, KSOP bersama instansi terkait lainnya tetap meningkatkan kewaspadaan agar penyelenggaraan arus penumpang berjalan lancar. Pemeriksaan dan pengawasan tetap dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.

Tim gabungan terdiri dari KSOP Sampit, Polres Kotawaringin Timur, Kodim 1015 Sampit, KPLP, Basarnas, Direktorat Polairud, PT Pelindo III Cabang Sampit, perusahaan pelayaran dan instansi terkait lainnya, terus berkoordinasi untuk bersama-sama menjaga agar tidak terjadi kendala dalam aktivitas di Pelabuhan Sampit.

"Kami juga berusaha memberikan pelayanan sebaik-baiknya dalam pemberangkatan dan tibanya saudara-saudara kita yang bepergian selama musim liburan Natal dan tahun baru," sambung Thomas.

Sementara itu terkait cuaca buruk berupa angin kencang dan gelombang tinggi yang terjadi beberapa hari terakhir, Thomas mengingatkan nakhoda kapal memperhatikan kondisi cuaca untuk menghindari kejadian tidak diinginkan akibat cuaca buruk.

Sesuai arahan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, kata Thomas, seluruh nakhoda kapal dan perusahaan pelayaran diminta benar-benar memperhatikan informasi prakiraan cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.

Jika cuaca di laut diprediksi buruk dan tidak memungkinkan untuk pelayaran, nakhoda disarankan menunda keberangkatan. Nakhoda diminta tidak memaksakan diri karena sangat berisiko terjadi kecelakaan.

"Jika cuaca buruk terjadi saat perjalanan di laut, maka kapal harus segera diarahkan mencari tempat berlindung yang aman sambil menunggu hingga cuaca benar-benar kembali membaik. Cuaca buruk seperti sekarang ini harus diwaspadai," demikian Thomas.