Capaian penjualan PT ANTAM 2019 tumbuh 9 persen
Jakarta (ANTARA) - Capaian penjualan PT Aneka Tambang (Antam) pada triwulan I tahun 2019 tumbuh 9 persen menjadi Rp6,22 triliun dibandingkan triwulan I tahun 2018 yang sebesar Rp5,73 triliun.
Sementara itu, laba kotor perusahaan pada triwulan pertama 2019 tumbuh sebesar 2 persen menjadi Rp1,03 triliun dibandingkan capaian 2018 sebesar Rp1,02 triliun.
Berdasarkan data resmi dari Antam yang diterima Antara di Jakarta, Kamis, pada triwulan pertama 2019 Antam juga mencatatkan earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) yang positif sebesar Rp701,47 miliar.
Capaian EBITDA yang positif didukung dengan capaian produksi dan penjualan komoditas utama Antam yang positif, serta pengelolaan biaya tunai yang baik di tengah kondisi volatilitas harga komoditas global. Sepanjang triwulan pertama, tercatat Antam membukukan laba usaha sebesar Rp304,73 miliar dan mencatatkan laba tahun berjalan yang positif sebesar Rp171,67 miliar.
Pada triwulan pertama, nilai penjualan bersih Antam tercatat sebesar Rp6,22 triliun dengan komoditas emas merupakan komponen terbesar pendapatan Perusahaan, berkontribusi sebesar Rp3,94 triliun atau 63 persen dari total penjualan bersih pada triwulan I.
Antam juga mencatatkan volume produksi feronikel sebesar 6.531 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik 7 persen dibandingkan capaiaan produksi periode yang sama 2018 yaitu sebesar 6.087 TNi.
Volume penjualan feronikel ANTAM tercatat sebesar 7.122 TNi atau naik sebesar 33 persen dibandingkan penjualan periode triwulan pertama 2018 yang mencapai 5.363 TNi. Peningkatan volume produksi dan penjualan feronikel sejalan dengan tercapainya stabilitas operasi produksi pabrik feronikel Antam di Pomalaa yang saat ini memiliki kapasitas produksi terpasang hingga 27.000 TNi per tahun. Direncanakan pada Semester II Tahun 2019, kapasitas total produksi terpasang feronikel Antam akan naik menjadi 40.500 TNi seiring dengan mulai berproduksinya pabrik feronikel Antam di Halmahera Timur.
Penjualan feronikel merupakan kontributor terbesar kedua dari total penjualan Antam, dengan kontribusi sebesar Rp1,23 triliun atau 20 persen dari total penjualan 1Q19.
Untuk komoditas emas, Antam mencatatkan total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 470 kg (15.110 t.oz). Sementara itu volume penjualan emas Antam di 1Q19 tercatat sebesar 6.517 kg (209,526 t.oz).
Antam terus berupaya untuk meningkatkan penjualan emas dengan melakukan inovasi pada berbagai produk emas logam mulia serta memperluas jaringan pemasaran produk logam mulia. Antam merupakan satu-satunya pabrik pemurnian emas di Indonesia yang memiliki akreditasi Good Delivery List Refiner dari London Bullion Market Association (LBMA).
Sementara itu, laba kotor perusahaan pada triwulan pertama 2019 tumbuh sebesar 2 persen menjadi Rp1,03 triliun dibandingkan capaian 2018 sebesar Rp1,02 triliun.
Berdasarkan data resmi dari Antam yang diterima Antara di Jakarta, Kamis, pada triwulan pertama 2019 Antam juga mencatatkan earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) yang positif sebesar Rp701,47 miliar.
Capaian EBITDA yang positif didukung dengan capaian produksi dan penjualan komoditas utama Antam yang positif, serta pengelolaan biaya tunai yang baik di tengah kondisi volatilitas harga komoditas global. Sepanjang triwulan pertama, tercatat Antam membukukan laba usaha sebesar Rp304,73 miliar dan mencatatkan laba tahun berjalan yang positif sebesar Rp171,67 miliar.
Pada triwulan pertama, nilai penjualan bersih Antam tercatat sebesar Rp6,22 triliun dengan komoditas emas merupakan komponen terbesar pendapatan Perusahaan, berkontribusi sebesar Rp3,94 triliun atau 63 persen dari total penjualan bersih pada triwulan I.
Antam juga mencatatkan volume produksi feronikel sebesar 6.531 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik 7 persen dibandingkan capaiaan produksi periode yang sama 2018 yaitu sebesar 6.087 TNi.
Volume penjualan feronikel ANTAM tercatat sebesar 7.122 TNi atau naik sebesar 33 persen dibandingkan penjualan periode triwulan pertama 2018 yang mencapai 5.363 TNi. Peningkatan volume produksi dan penjualan feronikel sejalan dengan tercapainya stabilitas operasi produksi pabrik feronikel Antam di Pomalaa yang saat ini memiliki kapasitas produksi terpasang hingga 27.000 TNi per tahun. Direncanakan pada Semester II Tahun 2019, kapasitas total produksi terpasang feronikel Antam akan naik menjadi 40.500 TNi seiring dengan mulai berproduksinya pabrik feronikel Antam di Halmahera Timur.
Penjualan feronikel merupakan kontributor terbesar kedua dari total penjualan Antam, dengan kontribusi sebesar Rp1,23 triliun atau 20 persen dari total penjualan 1Q19.
Untuk komoditas emas, Antam mencatatkan total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 470 kg (15.110 t.oz). Sementara itu volume penjualan emas Antam di 1Q19 tercatat sebesar 6.517 kg (209,526 t.oz).
Antam terus berupaya untuk meningkatkan penjualan emas dengan melakukan inovasi pada berbagai produk emas logam mulia serta memperluas jaringan pemasaran produk logam mulia. Antam merupakan satu-satunya pabrik pemurnian emas di Indonesia yang memiliki akreditasi Good Delivery List Refiner dari London Bullion Market Association (LBMA).