Pengemudi ojek online keluhkan soal pemotongan pajak - ANTARA News Kalimantan Tengah - Berita Terkini Kalimantan Tengah

Pengemudi ojek online keluhkan soal pemotongan pajak

id Pengemudi ojek online,pemotongan pajak,Pengemudi ojek online keluhkan soal pemotongan pajak

Pengemudi ojek online keluhkan soal pemotongan pajak

Suasana pertemuan antara pengemudi ojek online dengan Kementerian Perhubungan dan pemangku kepentingan lain dalam rapat soal biaya jasa ojek online di Jakarta, Jumat (24/1/2020). (ANTARA/Ade Irma Junida)

Jakarta (ANTARA) - Pengemudi ojek daring (online) mengeluhkan soal pemotongan pajak yang dilakukan operator tanpa melampirkan bukti dan meminta Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Ketua Umum Gaspool Lampung Miftahul Huda ditemui di sela pertemuan dengan Kementerian Perhubungan di Jakarta, Jumat, mengaku pihaknya memaklumi soal adanya pemotongan pajak sesuai aturan, yakni untuk pengemudi dengan penghasilan di atas Rp4,5 juta per bulan.

"Tapi yang kita pertanyakan itu tidak ada bukti setorannya dan kami tidak dimintai NPWP," katanya.

Baca juga: Polisi buru rekan pelaku pembunuh pengemudi ojek daring

Dengan kondisi itu, Miftah mengkhawatirkan jika potongan pajak justru disetor atas nama perusahaan, bukan atas nama pengemudi.

Miftah juga mempertanyakan potongan pajak yang dilakukan hanya oleh operator Grab, sementara Gojek belum melakukan hal serupa.

"Ya, ini baru untuk Grab, untuk Gojek belum," katanya.

Baca juga: Pengemudi ojek 'online' maling motor diringkus polisi

Direktur Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Ahmad Yani menuturkan pembahasan bersama pengemudi ojek online itu memang membahas soal setoran pajak.

"Soal pajak sudah clear bahwa setiap pengemudi yang punya penghasilan dengan batas tertentu, ada tiga kriteria itu akan kena pajak. Kalau penghasilannya dalam sebulan lebih dari Rp4,5 juta maka dia jadi wajib pajak," katanya.

Soal masalah bukti setoran hingga kartu NPWP, Yani mengatakan bahwa potongan pajak tetap dikenakan jika melewati batas penghasilan itu.

"Setelah driver kena pajak nanti akan ada tanda bukti dari aplikator, sekian persen dari pendapatan yang didapat dari (aplikator) Grab. Jadi sudah jelas apa yang ditarik, siapa yang narik dan besarannya berapa, tadi sudah disampaikan," katanya.

Baca juga: Polisi tangkap sopir taksi online miliki sabu di Banjarmasin

Ada pun terkait implementasi penarikan pajak yang baru dilakukan Grab, Yani mengatakan nantinya pihak Ditjen Pajak akan melihat apakah penghasilan dari Gojek sudah bisa dikenakan pajak atau belum.

"Jadi yang (ditarik pajaknya) itu yang dibayar Gojek (aplikator) seperti bonus-bonus kalau melebihi Rp4,5 juta. Jadi bukan penghasilan dari dia (driver) mengantar sekian kilometer," jelasnya.

Baca juga: Kapolri larang ojek daring berhenti di sekitar Markas Polri

Baca juga: Pelaku bom Medan bekerja sebagai penjual bakso dan pengemudi ojol

Baca juga: Respon Gojek terkait pelaku bom Medan diduga pakai atribut ojek online