Kawal petani di Bartim menyikapi perubahan ekstreme cuaca

id Pemkab bartim, bartim, barito timur, tamiang layang, pertanian, cuaca ekstreme, bmkg, penyuluh, dinas pertanian

Kawal petani di Bartim menyikapi perubahan ekstreme cuaca

Kepala Dinas Pertanian Bartim Riza Rahmadi. ANTARA/Habibullah

Tamiang Layang (ANTARA) - Penyuluh di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah diminta mengawal petani menyikapi perubahan ekstrem cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi 30 persen wilayah setempat akan mengalami kekeringan.

“Kami sudah melaksanakan konferensi video dengan penyuluh se-Bartim, menyikapi perubahan ekstrem cuaca," kata Kepala Dinas Pertanian Bartim Riza Rahmadi di Tamiang Layang, Rabu.

Para penyuluh perlu mengawal petani untuk beberapa waktu kedepan, menyikapi adanya prediksi perubahan ekstrim cuaca.

Menurutnya, sikap dan kebijakan yang diambil yakni mengerahkan penyuluh mengawal petani agar ketersediaan bahan pangan tetap tersedia, meski di saat ancaman krisis pangan dunia, serta memasuki musim kemarau yang lebih kering.

Penyuluh juga diminta mengawal petani untuk memanfaatkan air dari hujan yang masih bisa terjadi untuk segera bercocok tanam, yakni pada masa tanam April-September (Asep) dengan target luasan tanam 7.000 hektare.

Petani juga diharapkan bercocok tanam menggunakan benih unggul agar bisa panen cepat, tahan terhadap kondisi alam yang akan dihadapi dan hasilnya bisa memuaskan dalam memenuhi kebutuhan pangan.

“Kami sudah meminta kepada semua penyuluh untuk mendampingi kegiatan pemberdayaan di desa masing-masing, serta memanfaatkan embung yang ada untuk menampung air hujan,” jelas Riza.

Petani saat ini membuat pipa saluran air dari embung, untuk disalurkan ke sawah-sawah dengan memanfaatkan rumah pompa dan mesin pompa sedot air.

Ada beberapa embung yang sudah dimaksimalkan, yakni di Desa Pianggu Kecamatan Awang, Desa Simpang Bengkuang Kecamatan Karusen Janang dan Desa Murutuwu Kecamatan Paju Epat.

“Dengan harapan, ketika mengalami kekeringan akan bisa teratasi dengan sistem pengairan yang memanfaatkan embung, rumah pompa dan pompa sedot airnya,” ungkapnya.

Riza juga meminta ada sinergitas antara Dinas Pertanian Bartim dengan semua penyuluh dalam membangun dan mewujudkan pertanian yang handal dan unggul, sehingga mampu mengatasi masalah pangan, baik dalam wacana pemenuhan ibu kota negara yang baru di Kalimantan Timur, maupun mengatasi masalah krisis pangan dunia akibat faktor alam.