Jakarta (ANTARA) - Sekarang adalah kesempatan untuk pelancong yang ingin berada di Kapel Sistina dalam keadaan sepi dari kerumunan turis.
Museum Vatikan kembali untuk publik, Senin (1/6), setelah ditutup hampir tiga bulan akibat pembatasan wilayah pandemi virus corona.
Museum, yang jadi tempat koleksi-koleksi mahakarya Renaissance terbesar di dunia serta artefak Romawi dan Mesir kuno, sekarang dapat dikunjungi dengan membuat reservasi daring demi mengatur jumlah orang yang datang pada waktu yang sama.
Pengunjung harus diperiksa suhu tubuhnya dengan pemindai thermal jarak jauh serta wajib memakai masker.
Baca juga: Museum Mercedes-Benz kembali dibuka untuk umum
Tapi ketidaknyamanan itu hanya pengorbanan kecil untuk menjadi salah satu dari 25 orang yang boleh berada di Kapel Sistina, Senin, dengan langit-langit terkenal dan mural Pengadilan Terakhir karya Michelangelo dari abad 16 yang ternama.
"Museum Vatikan biasanya tak bisa diakses karena banyak turis, sebagian besar orang asing," kata Marisa, warga Roma.
Baca juga: Pengunjung taman bermain di Jepang dilarang berteriak
"Kami menikmati sisi positif dari tak banyak turis untuk melihat keindahan di sini, rasanya sangat emosional," kata dia kepada Reuters.
Museum Vatikan didatangi sekitar 7 juta pengunjung tahun lalu, salah satu sumber pendapatan paling diandalkan Takhta Suci, menghasilkan sekitar 100 juta dolar AS per tahun.
Jumlah itu mungkin tak bisa tercapai dalam beberapa waktu karena efek pandemi terhadap industri pariwisata dan hotel.
Selama ditutup, pencinta seni bisa mengunjungi museum lewat tur virtual daring, tapi sebagian orang setuju rasanya tak sama dengan melihat langsung dengan mata kepala sendiri.
"Tentu saja tur digital penting, tapi mengunjungi langsung karya seni tak bisa digantikan dengan tur virtual," kata direktur Museum Barbara Jatta.
Baca juga: Cara 'jelajahi' Museum MACAN selama #dirumahaja
Baca juga: Museum Prajurit China kembali dibuka untuk umum
Baca juga: Menara Eiffel hingga Museum Louvre ditutup akibat corona