Sampit (ANTARA) - Tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah memeriksa lokasi serangan buaya terhadap warga Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur dan ternyata buaya pun bermunculan.
"Ternyata, lokasi serangan itu merupakan habitat buaya. Tadi kami sempat melihat kemunculan empat ekor buaya di empat titik. Tapi ukuran panjangnya di bawah satu meter," kata Komandan Jaga BKSDA Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Selasa.
Serangan buaya terjadi pada Minggu (27/9) sekitar pukul 19.00 WIB. Dua kakak beradik yaitu Isnawati (27) dan Rama (19) menderita luka akibat diserang buaya berukuran sekitar 1,5 meter saat mereka mencari kerang.
Awalnya Rama yang diserang buaya namun berhasil menghindar meski sempat terkena cakar satwa buas tersebut. Nahas bagi Isnawati yang hendak menyusul ke lokasi sang adik malah berpapasan dengan buaya yang sama dan langsung menyerangnya.
Ibu dua anak tersebut berteriak sehingga warga lainnya sesama pencari kerang, berdatangan menyelamatkan Isnawati, sedangkan buayanya langsung menghilang ke sungai. Akibat serangan itu, Isnawati menderita luka di kaki kiri bekas gigitan buaya.
Mendapat informasi itu, BKSDA Pos Sampit mendatangi rumah korban dengan menempuh perjalanan hampir dua jam dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur.
Saat tim datang ke rumah Isnawati, ternyata perempuan itu dibawa kerabatnya ke Sebangau Kecil Kabupaten Katingan. Muriansyah dan rekannya diterima oleh saudara Isnawati.
Baca juga: Buaya serang kakak-beradik pencari kerang di Kotim
Usai menyerahkan bantuan untuk membantu pengobatan, Muriansyah ditemani keluarga Isnawati untuk memeriksa lokasi tempat Isnawati dan sang adik diserang buaya. Mereka menyusuri sungai ke arah muara Sungai Mentaya menggunakan kelotok kecil.
Saat di perjalanan inilah mereka melihat kemunculan buaya, sedikitnya empat ekor di lokasi berbeda. Temuan ini membuat Muriansyah menyimpulkan bahwa di kawasan sekitar muara itu memang habitat buaya tersebut.
"Lokasi serangan ternyata berada di muara Sungai Mentaya, pas di pantai. Dan ternyata di sana memang habitat buaya," tambah Muriansyah.
Muriansyah mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan buaya. Buaya menyerang warga diduga karena semakin sulit mendapatkan makanan.
Baca juga: Pengalaman 35 tahun di pemerintahan membuat Halikinnor optimistis mampu memajukan Kotim
Baca juga: Bawaslu Kotim ingatkan peserta pilkada pelanggar protokol kesehatan bisa dipidana
Berita Terkait
TPS liar bermunculan, DPRD Kotim pertanyakan keseriusan pemkab atasi sampah
Kamis, 7 November 2024 6:33 Wib
BPBD akui titik api di Kotim mulai bermunculan
Minggu, 14 Juli 2024 20:33 Wib
Lokasi dadakan penjualan sapi bermunculan di Sampit jelang Idul Adha
Sabtu, 11 Mei 2024 4:57 Wib
Buzzer mulai bermunculan, Masyarakat Gumas diminta waspadai hoaks jelang Pemilu 2024
Jumat, 9 September 2022 20:14 Wib
Buaya bermunculan, BKSDA Sampit pasang pancing umpan ayam
Sabtu, 6 Agustus 2022 6:23 Wib
Kebakaran lahan bermunculan dekat permukiman warga di Sampit
Selasa, 25 Januari 2022 18:28 Wib
Penjual hewan kurban bermunculan di Palangka Raya, ini kisaran harganya
Selasa, 30 Juli 2019 10:05 Wib
Buaya bermunculan, satu ekor ditangkap warga
Rabu, 5 Desember 2018 21:34 Wib