Disbudparpora Barut lestarikan kuliner tradisional khas Dayak 'Malamang'
Muara Teweh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudparpora) setempat melaksanakan kegiatan dalam rangka melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat di daerah ini, seperti belajar teknik membuat kuliner tradisional khas Dayak "Malamang".
Kegiatan Malamang yang merupakan penganan dari beras ketan yang dimasak dalam bambu setelah sebelumnya digulung dengan daun pisang itu dipandu oleh dua orang ahli berasal dari Desa Kandui Kecamatan Gunung Timang itu berada di lokasi objek wisata Jantur Doyam Kilometer 18 Jalan Negara Muara Teweh-Puruk Cahu, Minggu.
Pelaksana Tugas Kepala Disbudparpora Barito Utara Hj Annisa Cahyawati mengatakan dalam kegiatan itu selain menikmati pemandangan indahnya alam, wisatawan yang melakukan aktivitas wisata di lokasi objek wisata Jantur Doyam Km 18 juga mendapatkan edukasi warisan kekayaan budaya leluhur yang merupakan hasil dari cipta, karya dan karsa nenek moyang kita sejak ratusan tahun lalu yaitu belajar teknik membuat kuliner tradisional khas dayak Malamang.
"Kegiatan ini adalah dalam rangka upaya kita melestarikan kearifan lokal sehingga tetap terjaga kelestariannya. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk kepedulian kita terhadap kelestarian budaya," katanya.
Menurutnya, filosofi Malamang yang sangat dalam, mencerminkan kebersamaan, gotong royong, gambaran sikap sabar, solid serta kerukunan dalam satu tatanan kehidupan sosial yang bertoleransi.
Dalam kesempatan tersebut juga dia mengajak seluruh generasi muda milenial untuk bersama-sama berkreasi, berinovasi dan mengambil peran dalam merawat serta mengembangkan kekayaan budaya yang ada di daerah ini.
"Sehingga kita dapat melestarikan budaya dan kearifan lokal masyarakat di daerah ini. Dan kita bangga dengan budaya yang kita miliki, berkreasi untuk memanfaatkan kekayaan budaya dengan baik, menjadi alternatif pilihan dalam hal ekonomi kreatif yang sangat dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi masyarakat di era new normal ini," kata dia.
Kegiatan Malamang yang merupakan penganan dari beras ketan yang dimasak dalam bambu setelah sebelumnya digulung dengan daun pisang itu dipandu oleh dua orang ahli berasal dari Desa Kandui Kecamatan Gunung Timang itu berada di lokasi objek wisata Jantur Doyam Kilometer 18 Jalan Negara Muara Teweh-Puruk Cahu, Minggu.
Pelaksana Tugas Kepala Disbudparpora Barito Utara Hj Annisa Cahyawati mengatakan dalam kegiatan itu selain menikmati pemandangan indahnya alam, wisatawan yang melakukan aktivitas wisata di lokasi objek wisata Jantur Doyam Km 18 juga mendapatkan edukasi warisan kekayaan budaya leluhur yang merupakan hasil dari cipta, karya dan karsa nenek moyang kita sejak ratusan tahun lalu yaitu belajar teknik membuat kuliner tradisional khas dayak Malamang.
"Kegiatan ini adalah dalam rangka upaya kita melestarikan kearifan lokal sehingga tetap terjaga kelestariannya. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk kepedulian kita terhadap kelestarian budaya," katanya.
Menurutnya, filosofi Malamang yang sangat dalam, mencerminkan kebersamaan, gotong royong, gambaran sikap sabar, solid serta kerukunan dalam satu tatanan kehidupan sosial yang bertoleransi.
Dalam kesempatan tersebut juga dia mengajak seluruh generasi muda milenial untuk bersama-sama berkreasi, berinovasi dan mengambil peran dalam merawat serta mengembangkan kekayaan budaya yang ada di daerah ini.
"Sehingga kita dapat melestarikan budaya dan kearifan lokal masyarakat di daerah ini. Dan kita bangga dengan budaya yang kita miliki, berkreasi untuk memanfaatkan kekayaan budaya dengan baik, menjadi alternatif pilihan dalam hal ekonomi kreatif yang sangat dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi masyarakat di era new normal ini," kata dia.