"Saya meminta MTQ terakhir di masa pemerintahan saya ini dilaksanakan di Desa Tumbang Penyahuan Kecamatan Bukit Santuai karena secara politis dampaknya juga untuk memperbaiki jalan-jalan antardesa di kecamatan tersebut," kata Supian di Sampit, Minggu.
MTQ tahun ini merupakan MTQ terakhir di masa pemerintahan Bupati Supian Hadi dan Wakil Bupati Muhammad Taufiq Mukri yang memimpin Kotawaringin Timur selama dua periode. Pembukaan MTQ rencananya dilaksanakan pada 6 Februari nanti atau sekitar 10 hari sebelum Supian dan Taufiq purna tugas.
Desa Tumbang Penyahuan yang akan menjadi tempat pelaksanaan MTQ nanti berada di utara kabupaten ini. Berdasarkan aplikasi pencarian, Desa Tumbang Penyahuan berjarak sekitar 181 kilometer dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur, dengan waktu tempuh sekitar 4 jam 21 menit.
Infrastruktur di wilayah utara masih terbatas dan masih banyak jalan belum beraspal. Tidak menutup kemungkinan waktu tempuh bisa lebih lama jika terjadi hujan sehingga membuat jalan menjadi licin dan berlumpur.
Pelaksanaan MTQ di kawasan pelosok itu juga menjadi alasan bagi Supian untuk meminta bantuan perusahaan besar swasta di kawasan itu untuk memperbaiki kerusakan jalan. Setidaknya, jalan menjadi lebih lancar dan nyaman digunakan saat kafilah dari 16 kecamatan lainnya menuju Desa Tumbang Penyahuan Kecamatan Bukit Santuai.
Baca juga: Mulai banyak sekolah di Kotim mengusulkan pembelajaran tatap muka
Harapan ini direspons dengan baik oleh kalangan dunia usaha. Ada sekitar 32 perusahaan besar yang menyatakan kesiapannya membantu perbaikan, pelebaran dan pembukaan jalan di Kotawaringin Timur, khususnya di kawasan pelosok, termasuk di Bukit Santuai dan sekitarnya.
Jumat (22/1) lalu sebagian pimpinan perusahaan sudah menandatangani kesepakatan untuk membantu perbaikan jalan tersebut. Bahkan, sebagian perusahaan sudah langsung melaksanakan perbaikan di lapangan.
"Jadi, selain untuk kelancaran MTQ, ini juga manfaatnya untuk masyarakat luas. Saya minta akhir Januari ini sudah selesai. Nanti tanggal 2 Februari saya akan mengecek ke sana," kata Supian.
Sementara itu, persiapan MTQ terus berjalan. Pelaksanaannya memang tidak semewah di kecamatan-kecamatan yang sudah maju, apalagi saat ini pandemi COVID-19 masih terjadi sehingga kegiatan dibatasi.
Supian memastikan pelaksanaan MTQ menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Jumlah peserta pun dibatasi dan teknis pelaksanaan diatur sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya kerumunan dan penularan COVID-19.
MTQ tidak hanya agenda rutin umat Islam, tetapi juga menjadi sarana mempererat silaturahmi dan toleransi dengan pemeluk agama lainnya. Sudah bukan hal aneh di Kotawaringin Timur jika banyak umat agama lain turut membantu menyukseskan pelaksanaan MTQ karena semua sangat menghargai toleransi dan kerukunan hidup antar umat beragama.
Baca juga: Perbaikan jalan dalam kota jadi perhatian Pemkab Kotim
Baca juga: Kecamatan ini disiapkan jadi KEK Kotim