Jakarta (ANTARA) - Urusan berat badan memang tak ada habisnya sehingga hal ihwal soal diet juga tak pernah menjadi usang untuk jadi bahan bahasan.
Pun ketika beragam diet kekinian banyak ditawarkan dengan berbagai untung rugi yang menyertai termasuk tawaran menggiurkan bisa turun berat badan puluhan kg dalam waktu relatif singkat.
Meskipun begitu Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan Indonesia) tak mau tinggal diam demi merespons begitu banyaknya ragam diet kekinian yang sebagian diantaranya bahkan digrandrungi anak-anak muda.
Salah satu diet yang menarik perhatian adalah diet ala artis Tya Ariestya yang tips turun berat badannya itu dibagikan dalam buku berjudul #FitTyaAriesTya.
Tya Ariestya memang menerapkan pola diet yang unik dengan cara pengendalian lemak tubuh bahkan beberapa pernyataan di dalam bukunya yang kontroversial mengenai konsumsi sayur yang disebutkan menghambat penurunan berat badan.
Baca juga: Ahli gizi sebut diet kurang dari 800 kalori sehari tak boleh sembarang
Tya juga membagi pengalaman dalam bukunya itu tentang kisahnya dalam menerapkan suatu diet plus pengaturan olahraga dan tidur yang oleh penulis disebut “pola hidup sehat”. Juga disertai berbagai informasi dan pernyataan dari penulis serta testimoni.
Menanggapi hal itu, Ketua Program Studi Dietisien, FK-KMK, Universitas Gajah Mada Tony Arjuna, MNutDiet, PhD, AN, APD, menyatakan memiliki berat badan (BB) ideal adalah impian banyak orang.
Namun, proses mencapai BB ideal tidaklah mudah, terutama karena pola makan dan gaya hidup masa kini yang cenderung membuat asupan energi jauh diatas kebutuhan harian. Sehingga secara perlahan BB terus bertambah hingga akhirnya berada pada kondisi yang menimbulkan berbagai macam gejala yang menurunkan kualitas hidup.
Baca juga: Diet ekstrem yang merugikan kesehatan tubuh
Menurut Tony, proses kenaikan BB biasanya terjadi perlahan dan dalam waktu bulanan, bahkan tahunan, karena tubuh secara alami tidak mungkin menumpuk massa lemak berlebih dengan cepat.
Namun, prinsip utama ini sering dilupakan orang yang ingin menurunkan BB, yaitu defisit energi; sehingga berbagai macam metode penurunan BB yang menawarkan penurunan BB instan dan banyak selalu menjadi pilihan.
Padahal, menurut Tony, proses instan tersebut (apapun bentuknya) selalu membawa risiko besar yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan jangka panjang.
Khusus untuk metode penurunan BB instan dengan “fad diets” atau “crash diets” yang populer di masyarakat, salah satu ciri utamanya adalah pola makan yang dilakukan mengandung energi yang relatif rendah dan mengekslusi makanan/kelompok makanan tertentu.
Jika eksklusi dilakukan pada kelompok makanan yang esensial, maka kemungkinan akan terjadi defisiensi zat gizi yang signifikan dalam waktu yang relatif singkat.
Baca juga: Tips memulai diet bagi penderita obesitas
Baca juga: Fakta di balik diet GM yang diklaim turunkan 6,8kg dalam tujuh hari
Baca juga: Diet mandiri? Begini cara atur porsi makanan di piring saji
Berita Terkait
Jokowi minta sosialisasi Pancasila dilakukan dengan cara kekinian
Sabtu, 1 Juni 2024 10:34 Wib
Ini keuntungan pakai pelumas sintetik pada mobil kekinian
Kamis, 3 November 2022 16:30 Wib
Begini budaya 'ngopi' kekinian di Negeri Jiran
Minggu, 23 Oktober 2022 15:19 Wib
Butuh ide hampers kekinian, paket ini boleh dicoba
Jumat, 22 April 2022 10:56 Wib
Film 'Spy Kids' akan hadir kembali dengan versi kekinian
Kamis, 31 Maret 2022 8:13 Wib
Ibu di era digital dinilai semakin kritis dan informatif
Kamis, 10 Maret 2022 9:03 Wib
Berikut keunggulan dan fitur kekinian Mitsubishi Xpander Cross
Rabu, 15 September 2021 13:29 Wib
Jamu tradisional dengan gaya kekinian dari Keluarga Kencur
Minggu, 30 Mei 2021 18:27 Wib