Kenali perbedaan skar hipertrofik dengan keloid

id keloid, hipertrofik ,skar hipertrofik,bekas luka,Kenali perbedaan skar hipertrofik dengan keloid

Kenali perbedaan skar hipertrofik dengan keloid

Ilustrasi bekas luka (ANTARA/Shutterstock/Ktkace16)

Jakarta (ANTARA) - Bekas luka yang menonjol sering disebut sebagai keloid, padahal bisa juga itu merupakan skar hipertrofik. Lantas apa bedanya?

Skar hipertrofik adalah tonjolan luka yang menebal sesuai garis luka. Sedangkan keloid adalah daging yang tumbuh pada bekas luka dengan tekstur keras dan jinak. Keduanya terbentuk ketika jaringan parut tumbuh secara berlebihan untuk memperbaiki kerusakan kulit.

dr. Nadia Wirantari, Sp.KK, ahli dermatologi mengatakan bahwa pada dasarnya tubuh memiliki waktu alami untuk menyembuhkan luka dan hal tersebut memiliki beberapa fase yakni penghentian pendarahan, peradangan, tumbuh jaringan baru serta luka mengering. Meski luka telah mengering, di dalam kulit masih terjadi proses penyembuhan.

"Nah, dalam fase ini bisa terjadi skar hipertrofik atau terjadi keloid. Keduanya ini adalah tampilan yang bekas lukanya itu menonjol, serupa tapi tidak sama," ujar dr. Nadia dalam webinar "Hansaplast Plester Bekas Luka" pada Jumat.

Baca juga: Suntik steroid bisa perbaiki jaringan keloid

Lebih lanjut dr. Nadia menjelaskan, skar hipertrofik memiliki ciri bekas luka merah yang menonjol dan hanya sepanjang bekas lukanya saja. Skar hipertrofik juga biasanya terasa sensasi gatal pada awal penyembuhan dan akan mengecil atau memudar setelah 1-2 tahun.

"Bekas luka hipertopik biasanya terjadi di lipatan, seringnya yang bekas operasi sesar," kata dr. Nadia.

Sementara keloid, memiliki ciri berwarna merah dan memiliki tonjolan yang lebih tinggi, terasa gatal, lebih nyeri dan bekas lukanya melebar atau memanjang dibandingkan dengan luka awal.

"Dia dalam jangka waktu 1-2 tahun itu tidak bisa mengecil sendiri seperti hipertropik malah dia bisa makin membesar," katanya.

Seseorang dengan riwayat keluarga yang memiliki keloid, akan lebih berisiko mengalaminya dibandingkan dengan yang tidak ada faktor genetik.

Oleh karenanya, saat terjadi luka terutama setelah operasi sesar penting bagi seseorang untuk fokus pada proses penyembuhan.

"Nutrisinya harus optimal dari dokternya biasanya juga perawatannya optimal, baru setelah itu digunakan plester luka untuk memperbaiki bekas lukanya sehingga mempercepat lebih kecilnya bekas luka ini," ujar dr. Nadia.

Baca juga: Oleskan pasta gigi di luka bakar bisa munculkan bekas luka

Baca juga: Ternyata menghisap bekas gigitan ular dapat mengancam nyawa

Baca juga: Begini cara obati luka usai bercukur