Tanboy Kun bagikan rahasia 'mukbang' tapi tetap langsing

id Tanboy kun,mukbang,Tanboy Kun bagikan rahasia 'mukbang' tapi tetap langsing

Tanboy Kun bagikan rahasia 'mukbang' tapi tetap langsing

Tangkapan layar YouTube Tanboy Kun (YouTube/Tanboy Kun)

Jakarta (ANTARA) - Naravlog kuliner Bara Ilham Bakti Perkasa alias Tanboy Kun sering membuat konten melahap makanan dalam porsi besar yang dikenal dengan istilah "mukbang".

"Mukbang" adalah kombinasi bahasa Korea "meoknen" (makan) dan "bangsong" (siaran langsung) adalah istilah untuk siaran langsung dari orang yang menyantap makanan dalam jumlah besar sambil berinteraksi dengan penonton yang menyaksikan mereka secara daring. Dikutip dari CGTN, tren ini berawal di Korea Selatan sekitar tahun 2010 di YouTube dan akhirnya menjamur ke berbagai negara, termasuk Tanboy Kun dari Indonesia.

Dalam saluran YouTube miliknya, dia sudah mengunggah bermacam video dengan gambar-gambar menggiurkan, mulai dari makan mie ayam legendaris, nasi goreng yang menggunung, tantangan makan 150 tusuk sate hingga 3 kilogram nugget ayam. Meski makan dalam porsi yang aduhai, berat badannya tetap terjaga. Apa rahasianya?

Baca juga: Pemerintah Korsel bakal larang Mukbang, kenapa?

"Orang yang banyak olahraga pasti banyak makan, pola hidup saya tiap hari benar-benar fullolahraga," kata Tanboy Kun dalam konferensi pers daring, Senin.

Naravlog yang punya sejuta pengikut di Instagram ini tidak asing dengan olahraga lari hingga belasan kilometer. Dia juga rajin berolahraga di gym. Aktivitas fisik yang padat membuatnya butuh asupan makanan dalam jumlah besar. Setelah melahap kuliner yang porsinya di atas rata-rata, kalori yang masuk ke dalam tubuhnya langsung dibakar lagi dengan cara berolahraga. Faktor lain yang membantunya melakukan "mukbang" adalah metabolisme yang baik.

Kegemarannya makan sempat jadi cerita lucu ketika masih menjadi mahasiswa. Sebagai anak kos yang uangnya terbatas, dia tidak bisa makan sesuka hati. Walau masih lapar, pengeluaran untuk makan harus tetap dibatasi.

"Pas kuliah sengsara, karena saya anak kos. Enggak kenyang-kenyang, tapi uangnya terbatas," kenang dia. "Alhamdulillah sekarang jadi ladang cuan."