Dirjen Perikanan Budidaya dorong optimalisasi pengembangan sistem bioflok di Kalteng
Palangka Raya (ANTARA) - Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Slamet Soebjakto, mendorong pengembangan budidaya ikan dengan sistem bioflok di Provinsi Kalimantan Tengah agar semakin ditingkatkan.
"Budidaya ikan dengan sistem bioflok ini sangat potensial untuk dikembangkan," katanya saat menghadiri panen ikan lele sistem bioflok KUB Katoni Lestari Jaya Raya di Kelurahan Banturung, Kecamatan Bukit Batu, Jumat.
Berdasarkan hasil kunjungannya tersebut dan melihat hasil panen secara langsung, pelaksanaan budidaya ikan dengan sistem bioflok ini sudah sesuai dengan yang pihaknya harapkan.
"Inikan per kolam sekitar 300 kilogram, ini rata-rata sasarannya tercapai," ungkapnya usai pelaksanaan panen.
Slamet Soebjakto pun menyebut, khususnya untuk KUB Katoni Lestari Jaya Raya juga cermat dalam pengembangan budidaya di lapangan. Terlihat dari pemilihan ukuran ikan yang dibudidayakan menyesuaikan selera pasar atau konsumen.
Untuk itu pihaknya berharap KUB tersebut bisa terus mengembangkan budidayanya guna memacu tingkat kesejahteraan para anggota.
"Kami ingin mengejar per orang per bulan Rp5 juta, yang apakah nantinya memiliki enam hingga delapan kolam bioflok per satu keluarganya, apalagi lahannya masih memadai untuk dikembangkan," tuturnya.
Untuk diketahui bioflok merupakan sistem budidaya ikan yang memanfaatkan bantuan dari bakteri baik, sehingga dalam penerapannya juga membantu pembudidaya menekan jumlah pakan yang digunakan.
Terlebih pengembangan budidaya ikan sistem bioflok juga memberikan dampak ekonomi ganda, karena seperti yang dilakukan oleh KUB yang dikunjungi tersebut, tampak ragam tanaman sayur-sayuran juga dikembangkan.
"Disini penggunaan air efektif dan efisien, airnya karena ada probiotik juga menyuburkan pertanian atau tanaman, serta juga mudah untuk dikelola," paparnya kepada awak media.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalteng Darliansjah menambahkan, kunjungan Dirjen Perikanan Budidaya ini menjadi momentum yang sangat baik guna mengoptimalkan pengembangan budidaya perikanan di wilayah setempat.
"Ini juga menjadi sarana kita memperkuat sinergi dalam rangka membangun sektor perikanan, terlebih di masa pandemi COVID-19 ini," jelasnya.
Untuk itu Darli berpesan kepada para pembudidaya ikan agar terus berpacu meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Apabila menemui kendala, maka bisa dikonsultasikan kepada penyuluh yang bertugas.
"Juga dalam hal permodalan maupun lainnya, bisa dikonsultasikan kepada kami atau dinas kabupaten dan kota di wilayah setempat," katanya.
Dalam kesempatan tersebut pihak KUB Katoni Lestari Jaya Raya juga menyampaikan bahwa budidaya ikan lele sistem bioflok yang pihaknya kembangkan, berjalan baik dan lancar.
Adapun pihaknya menerima sejumlah bantuan untuk budidaya tersebut pada 2020 lalu dan hingga saat ini sudah mulai memberikan keuntungan karena hasilnya sudah mulai dipasarkan.
KUB ini pun berharap agar pembinaan terhadap mereka bisa terus dilakukan, termasuk kepada warga lainnya untuk bisa lebih mengoptimalkan peluang budidaya dimaksud, guna meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian.
"Budidaya ikan dengan sistem bioflok ini sangat potensial untuk dikembangkan," katanya saat menghadiri panen ikan lele sistem bioflok KUB Katoni Lestari Jaya Raya di Kelurahan Banturung, Kecamatan Bukit Batu, Jumat.
Berdasarkan hasil kunjungannya tersebut dan melihat hasil panen secara langsung, pelaksanaan budidaya ikan dengan sistem bioflok ini sudah sesuai dengan yang pihaknya harapkan.
"Inikan per kolam sekitar 300 kilogram, ini rata-rata sasarannya tercapai," ungkapnya usai pelaksanaan panen.
Slamet Soebjakto pun menyebut, khususnya untuk KUB Katoni Lestari Jaya Raya juga cermat dalam pengembangan budidaya di lapangan. Terlihat dari pemilihan ukuran ikan yang dibudidayakan menyesuaikan selera pasar atau konsumen.
Untuk itu pihaknya berharap KUB tersebut bisa terus mengembangkan budidayanya guna memacu tingkat kesejahteraan para anggota.
"Kami ingin mengejar per orang per bulan Rp5 juta, yang apakah nantinya memiliki enam hingga delapan kolam bioflok per satu keluarganya, apalagi lahannya masih memadai untuk dikembangkan," tuturnya.
Untuk diketahui bioflok merupakan sistem budidaya ikan yang memanfaatkan bantuan dari bakteri baik, sehingga dalam penerapannya juga membantu pembudidaya menekan jumlah pakan yang digunakan.
Terlebih pengembangan budidaya ikan sistem bioflok juga memberikan dampak ekonomi ganda, karena seperti yang dilakukan oleh KUB yang dikunjungi tersebut, tampak ragam tanaman sayur-sayuran juga dikembangkan.
"Disini penggunaan air efektif dan efisien, airnya karena ada probiotik juga menyuburkan pertanian atau tanaman, serta juga mudah untuk dikelola," paparnya kepada awak media.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalteng Darliansjah menambahkan, kunjungan Dirjen Perikanan Budidaya ini menjadi momentum yang sangat baik guna mengoptimalkan pengembangan budidaya perikanan di wilayah setempat.
"Ini juga menjadi sarana kita memperkuat sinergi dalam rangka membangun sektor perikanan, terlebih di masa pandemi COVID-19 ini," jelasnya.
Untuk itu Darli berpesan kepada para pembudidaya ikan agar terus berpacu meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Apabila menemui kendala, maka bisa dikonsultasikan kepada penyuluh yang bertugas.
"Juga dalam hal permodalan maupun lainnya, bisa dikonsultasikan kepada kami atau dinas kabupaten dan kota di wilayah setempat," katanya.
Dalam kesempatan tersebut pihak KUB Katoni Lestari Jaya Raya juga menyampaikan bahwa budidaya ikan lele sistem bioflok yang pihaknya kembangkan, berjalan baik dan lancar.
Adapun pihaknya menerima sejumlah bantuan untuk budidaya tersebut pada 2020 lalu dan hingga saat ini sudah mulai memberikan keuntungan karena hasilnya sudah mulai dipasarkan.
KUB ini pun berharap agar pembinaan terhadap mereka bisa terus dilakukan, termasuk kepada warga lainnya untuk bisa lebih mengoptimalkan peluang budidaya dimaksud, guna meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian.