Mengutip Reuters pada Jumat, Agrawal mengatakan bahwa Twitter juga akan menghentikan sebagian besar perekrutan dan meninjau ulang semua lowongan pekerjaan yang ada.
Keputusan itu diambil salah satunya karena Twitter tidak dapat mencapai target pertumbuhan pengguna dan pendapatan yang telah ditetapkan pada tahun 2020.
"Kami harus terus berhati-hati dengan tim, perekrutan, dan biaya kami," tulis Agrawal dalam memo tersebut.
Baca juga: Elon Musk akan buka blokir Trump di Twitter
Diketahui, perusahaan menargetkan 7,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp109,6 triliun dalam pendapatan tahunan dan 315 juta pengguna harian pada akhir 2023. Akan tetapi, target tersebut ditarik kembali dalam laporan pendapatan baru-baru ini.
Pemimpin divisi konsumen Kayvon Beykpour dan pengawas pendapatan Bruce Falck mengatakan bahwa hengkangnya mereka dari perusahaan bukan keputusan mereka sendiri.
"Parag meminta saya untuk pergi setelah memberi tahu saya bahwa dia ingin membawa tim ke arah yang berbeda," cuit Beykpour dalam akun Twitternya, kemudian menambahkan bahwa saat ini dia sedang cuti melahirkan.
"Saya akan mengklarifikasi bahwa saya juga dipecat," kata Falck, yang tak lama kemudian menghapus cuitannya itu.
Agrawal mengatakan, Jay Sullivan yang memimpin unit konsumen selama Beykpour cuti akan menjadi kepala divisi tetap. Dia juga akan mengawasi tim pendapatan sampai pemimpin baru ditunjuk.
Baca juga: Elon Musk digugat karena akuisisi Twitter
Baca juga: Twitter uji coba fitur mirip 'Close Friends' di Instagram
Baca juga: FTC AS akan tinjau pembelian Twitter oleh Elon Musk