Jaga eksistensi benda pusaka Dayak, DPRD Kalteng dukung pagelaran Pumpung Hai
Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Tengah Sriosako menyambut baik dan mendukung Pumpung Hai atau Seribu Dohong, yang digelar Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng dan diikuti segenap komponen masyarakat Dayak se-provinsi ini.
Kegiatan ini salah satu upaya menjaga eksistensi benda-benda bersejarah atau pusaka Suku Dayak serta melestarikan adat dan budaya, kata Sriosako usai menghadiri pagelaran Pumpung Hai di Palangka Raya, Rabu.
"Saya juga melihat Pumpung Hai ini memunculkan semangat rapat Tumbang Anoi puluhan tahun silam. Suku Dayak harus bangga dan melestarikan adat serta budayanya," tambah dia.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan I meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Gunung Mas dan Katingan itu pun berharap, setelah Pumpung Hai ini akan semakin banyak ide ataupun gagasan dari seluruh elemen masyarakat Suku Dayak dalam menjaga dan melestarikan adat, budaya serta benda-benda pusaka.
Baca juga: Waket DPRD Kalteng terima kunjungan sejumlah perwira Polri
Sriosako mengatakan di provinsi nomor dua terluas di Indonesia ini ada banyak adat dan budaya Suku Dayak. Sebab, Suku Dayak di Kalteng memiliki berbagai Sub Suku, ragam jenis bahasa, adat dan budaya, sehingga sudah selayaknya untuk dijaga dan dilestarikan secara terus menerus.
"Masyarakat Suku Dayak harus bersatu, turut aktif membangun daerah ini, dan jangan pernah malu sebagai orang Dayak," kata dia.
Gelaran Pumpung Hai yang digelar dari tanggal 27 sampai 31 Juli 2022 di Kota Palangka Raya, diawali dengan Pawai Karnaval Seribu Dohong, rapat besar Damang se Kalteng, pameran kebudayaan dan Bazar UMKM se Kalimantan, hiburan bertemakan budaya Dayak, pertandingan silat Dayak se Kalimantan yang berlangsung di area pameran Temanggung Tilung.
"Kami berharap, semua pihak, baik organisasi adat dan organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan, yang terlibat dalam Pumpung Hai ini, tetap menjaga silaturahmi dan kebersamaan," demikian Sriosako.
Baca juga: DPRD Kalteng: Manfaatkan anggaran pelaksanaan UCI MTB secara optimal
Baca juga: Serap aspirasi rakyat, Banmus DPRD Kalteng kembali susun jadwal reses
Baca juga: Masyarakat Kalteng diajak manfaatkan bekas galian jadi objek wisata
Kegiatan ini salah satu upaya menjaga eksistensi benda-benda bersejarah atau pusaka Suku Dayak serta melestarikan adat dan budaya, kata Sriosako usai menghadiri pagelaran Pumpung Hai di Palangka Raya, Rabu.
"Saya juga melihat Pumpung Hai ini memunculkan semangat rapat Tumbang Anoi puluhan tahun silam. Suku Dayak harus bangga dan melestarikan adat serta budayanya," tambah dia.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan I meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Gunung Mas dan Katingan itu pun berharap, setelah Pumpung Hai ini akan semakin banyak ide ataupun gagasan dari seluruh elemen masyarakat Suku Dayak dalam menjaga dan melestarikan adat, budaya serta benda-benda pusaka.
Baca juga: Waket DPRD Kalteng terima kunjungan sejumlah perwira Polri
Sriosako mengatakan di provinsi nomor dua terluas di Indonesia ini ada banyak adat dan budaya Suku Dayak. Sebab, Suku Dayak di Kalteng memiliki berbagai Sub Suku, ragam jenis bahasa, adat dan budaya, sehingga sudah selayaknya untuk dijaga dan dilestarikan secara terus menerus.
"Masyarakat Suku Dayak harus bersatu, turut aktif membangun daerah ini, dan jangan pernah malu sebagai orang Dayak," kata dia.
Gelaran Pumpung Hai yang digelar dari tanggal 27 sampai 31 Juli 2022 di Kota Palangka Raya, diawali dengan Pawai Karnaval Seribu Dohong, rapat besar Damang se Kalteng, pameran kebudayaan dan Bazar UMKM se Kalimantan, hiburan bertemakan budaya Dayak, pertandingan silat Dayak se Kalimantan yang berlangsung di area pameran Temanggung Tilung.
"Kami berharap, semua pihak, baik organisasi adat dan organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan, yang terlibat dalam Pumpung Hai ini, tetap menjaga silaturahmi dan kebersamaan," demikian Sriosako.
Baca juga: DPRD Kalteng: Manfaatkan anggaran pelaksanaan UCI MTB secara optimal
Baca juga: Serap aspirasi rakyat, Banmus DPRD Kalteng kembali susun jadwal reses
Baca juga: Masyarakat Kalteng diajak manfaatkan bekas galian jadi objek wisata