Sukamara (ANTARA) - Wakil Bupati Sukamara, Kalimantan Tengah, Ahmadi mengatakan, pemerintah bersama instansi vertikal terkait telah mempersiapkan personel serta sarana dan prasarana penunjang untuk memaksimalkan upaya mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2023 ini.
“Kita semua wajib melaksanakan pengawasan terhadap seluruh tahap penanggulangan bencana, seperti tertuang dalam UU Nomor 24 Tahun 2017 yakni pengawasan terhadap sumber ancaman atau bahaya bencana, kebijakan pembangunan dan kegiatan eksploitasi yang berpotensi menimbulkan bencana,” ucapnya saat menghadiri apel gelar pasukan didampingi Kapolres Sukamara AKBP Dewa Made Palguna di halaman Polres Sukamara, Kamis.
Menurutnya, perhatian bukan hanya pada hal tersebut. Perhatian juga dicurahkan terhadap kemampuan rekayasa dan rancang bangun, kegiatan konservasi lingkungan, perencanaan tata ruang, hingga pengelolaan lingkungan hidup.
“Karena itu, kami mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama aktif dalam upaya penanggulangan bencana alam, khususnya karhutla dan terpenting adalah mengajak seluruh elemen masyarakat, untuk ikut serta peduli terhadap lingkungan,” tutur Ahmadi.
Ia menjelaskan, pengecekan personel serta kelengkapan sarana dan prasarana pendukung sangat penting. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta kesiapsiagaan seluruh elemen dan stakeholder terhadap musibah bencana alam, karena bisa menjadi salah satu ancaman bagi stabilitas daerah maupun nasional.
Baca juga: Cerai gugat dominasi perkara di Pengadilan Agama Sukamara
“Kita ketahui bersama, bahwa bencana alam merupakan sesuatu yang sulit diprediksi. Namun, kitab isa melakukan antisipasi untuk meminimalisir dampak-dampak yang akan terjadi apabila hal tersebut benar-benar terjadi,” imbuhnya.
Ahmadi menerangkan, dinamika perubahan iklim, telah membuat Kabupaten Sukamara menempati posisi ke dua dalam hal jumlah kejadian karhutla dan menempati posisi pertama dalam hal luasan area lahan yang terbakar. Untuk itu, kepada seluruh elemen dan stakeholder terkait dituntut tetap siap siaga dalam menghadapi dan menanggulangi bencana alam karhutla.
“Itu berdasarkan dari data penanganan karhutla dari BMKG Provinsi Kalteng pada 2022 lalu, bahwa di wilayah ini telah muncul 90 titik hotspot dengan luas area lahan terbakar mencapai 117 hektar,” ungkap Ahmadi.
Untuk menghadapi tantangan tugas penanggulangan bencana alam khususnya karhutla di wilayah pada 2023, ada beberapa hal yang menjadi empat poin penting dan perlu dipedomani dan dilaksanakan.
“Beberapa poin tersebut yakni siapkan satuan tugas, siapkan mental dan fisik serta dilandasi komitmen moral dan disiplin kerja, tingkatkan dan mantapkan kemampuan serta keterampilan teknis, hindari timbulnya ego sektoral dan tingkatkan koordinasi dan sinergitas bersama, kemudian selalu menjaga komitmen dan lakukan tindakan secara profesional dan tumbuhkan partisipasi masyarakat untuk ikut berperan secara aktif,” demikian Ahmadi.
Baca juga: Wabup Sukamara harapkan kemitraan eksekutif dan legislatif semakin baik
Baca juga: Pemkab Sukamara berkomitmen penuhi hak-hak anak
Baca juga: Festival Budaya Gawi Barinjam bantu lestarikan budaya daerah