Sri Mulyani: Alumni LPDP bisa kembali ke Indonesia

id Sri Mulyani,Menkeu,Kalteng,Alumni LPDP bisa kembali ke Indonesia,LPDP, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan

Sri Mulyani: Alumni LPDP bisa kembali ke Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani. (ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/Rusman/am.)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap para alumni penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) bisa kembali ke Indonesia setelah mengemban tugas pendidikan di luar negeri. "Saya suka khawatir kalau ada orang yang semakin pintar sekolah ke luar negeri terus lupa menjadi orang Indonesia," kata Sri Mulyani dalam acara "Kuliah Umum: Ketahanan Ekonomi dalam Perspektif Lokal, Nasional, dan Global" yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, para alumni tersebut sudah diberikan kebebasan untuk memilih universitas pilihan di dalam maupun luar negeri serta jurusan, sehingga bisa mendapatkan ilmu pengetahuan serta pengalaman di pendidikan tinggi tersebut.

Nantinya, ia mengungkapkan para alumni tersebut bisa membawa dan membuka cakrawala untuk menjadi pimpinan-pimpinan masa depan yang bisa diharapkan.

Baca juga: Target penerima beasiswa LPDP 2023 sebanyak 7.000 orang Pada 2022, penerima beasiswa LPDP sebanyak 5.664 orang yang terdiri dari jenjang magister 4.837 orang (85,4 persen) dan doktor 827 orang (14,6 persen).

Sementara itu dilihat dari programnya, terdiri dari program dalam negeri 2.716 orang (47,6 persen), luar negeri 2.743 orang (48,4 persen), dan program Putra Putri Papua 205 orang (4 persen) belum menentukan dalam atau luar negeri.

Secara keseluruhan, kata Menkeu, jumlah penerima beasiswa LPDP sejak 2013 adalah sebanyak 35.536 orang yang terdiri dari afirmasi 8.569 orang, targeted group 8.295 orang, dan umum 18.672 orang.

"Dari 35 ribu yang sudah disekolahkan, terdapat lebih dari 18 ribu alumni," ucap dia.

Bendahara Negara ini menjelaskan seluruh penerima beasiswa tersebut dibiayai oleh hasil investasi dana abadi pendidikan yang mencapai lebih dari Rp120 triliun. Hasil investasinya mencapai Rp6 triliun.

Dana abadi tersebut menggambarkan peran anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk membangun sumber daya manusia di Tanah Air.