BMKG: Waspadai potensi karhutla di Kalimantan Tengah

id dinkes,palangka raya,karhutla,bmkg,tjilik riwut

BMKG: Waspadai potensi karhutla di Kalimantan Tengah

Petugas gabungan melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Kota Palangka Raya. ANTARA/HO-BPBD Kota Palangka Raya

Palangka Raya (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tjilik Riwut Palangka Raya meminta warga agar mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

"Waspada potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Tengah. Warga diminta tidak melakukan pembakaran lahan untuk tujuan apapun," kata Prakirawan BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya Ika di Palangka Raya, Selasa.

Menurut dia, potensi karhutla itu karena dari hasil perkiraan cuaca selama sepekan, tidak didapati tanda-tanda adanya hujan yang mengguyur wilayah provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila" ini.

Baca juga: Sebanyak 26 atlet futsal Kalteng ikuti seleksi hadapi kualifikasi PON

"Kondisi ini menyebabkan lahan di wilayah Kalteng yang sebagian berupa gambut akan sangat kering sehingga akan mudah terbakar. Jika sudah terbakar, lahan gambut akan sangat berpotensi dan mudah untuk terjadi penyebaran atau perluasan bencana kebakaran," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo meminta warga di daerah setempat mewaspadai potensi penurunan kualitas udara dampak musim kemarau dan karhutla.

"Fenomena munculnya asap dampak karhutla akan menurunkan kualitas udara menjadi tidak sehat. Kondisi ini yang harus selalu dipantau masyarakat saat akan beraktivitas di luar rumah," katanya.

Andjar mengatakan, penurunan kualitas udara yang parah akan berdampak langsung pada kesehatan manusia, terlebih pada mereka yang masuk kategori rentan dan penderita penyakit degeneratif.

Baca juga: Kemenkominfo-Diskominfosantik percepat transformasi digital di Kalteng

"Mereka yang masuk kategori rentan ini seperti bayi, anak di bawah lima tahun (balita), dan orang lanjut usia. Sementara penyakit degeneratif adalah kondisi kesehatan yang menyebabkan jaringan atau organ memburuk dari waktu ke waktu," katanya.

Jika dilihat dari banyaknya kasus karhutla yang terus meningkat, Andjar meminta masyarakat mulai waspada terhadap dampak kesehatan bisa yang ditimbulkannya.

"Upaya deteksi dini dan antisipasi, masyarakat dapat mengetahui indeks kualitas udara dengan mengakses aplikasi ISPUnet yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," katanya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan langsung dari Aplikasi ISPUnet, pada 29 Agustus 2023 pukul 17.00 WIB, kualitas udara di wilayah Kota Palangka Raya masuk kategori sedang.

Tercatat nilai PM2,5 berada pada 55 yang artinya kualitas udara masih dapat diterima pada kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan.

Baca juga: Pemprov Kalteng tingkatkan kapasitas ASN kelola konten media sosial pemerintah

Baca juga: Beras SPHP kian diminati masyarakat, Pemprov-Bulog Kalteng pastikan distribusi lancar