Sampit (ANTARA) - Peluang usaha ayam petelur di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah dinilai sangat potensial karena permintaan sangat tinggi.
"Makanya kami mendorong warga untuk menangkap peluang usaha yang ada, termasuk ayam petelur. Kebutuhan di daerah kita tinggi," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur, Alang Arianto di Sampit, Jumat.
Tingginya jumlah penduduk Kotawaringin Timur yang mencapai 448.180 jiwa yang merupakan terbesar di Kalimantan Tengah, berpengaruh terhadap tingginya permintaan bahan pangan, tidak terkecuali untuk komoditas ayam dan telur.
Selama ini pemenuhan kebutuhan ayam dan telur di Kotawaringin Timur sebagian dipasok dari Provinsi Kalimantan Selatan dan sejumlah daerah di Pulau Jawa. Hal ini karena produksi peternakan lokal belum mampu memenuhi permintaan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kotawaringin Timur pada 2024 lalu produksi telur di daerah ini terdiri dari telur ayam petelur sebanyak 1.128.960 butir, ayam buras 244.934 butir, itik 185.639 butir, dan telur burung puyuh 1.512 butir.
Sementara itu, produksi daging unggas di daerah ini pada 2024 lalu yakni 283.293 kilogram daging ayam buras dan 41.605 daging itik.
Baca juga: Bandara Haji Asan Sampit sediakan penerbangan tambahan hadapi mudik Lebaran
"Lebih menguntungkan usaha telur karena misalnya tidak laku dalam satu dua minggu, dia masih bertahan. Tapi kalau ayam potong telat dipanen maka terjadi pemborosan biaya pakan, sementara bobotnya tidak bertambah lagi," ujar Alang.
Alang mengakui, tantangan lain saat ini adalah tingginya harga pakan sehingga membuat biaya produksi juga tinggi. Ini tentu berpengaruh terhadap harga jual ayam dan telur di pasaran serta keuntungan peternak.
Pemerintah daerah berharap pembangunan pabrik pakan ternak di Kecamatan Parenggean oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bisa segera selesai sehingga diharapkan harga pakan ternak bisa jauh lebih murah dibanding saat ini.
Alang berharap masyarakat bisa menangkap peluang usaha ayam petelur ini karena sangat menjanjikan. Dia juga mendorong perusahaan besar untuk membantu masyarakat di desa-desa sekitar perusahaan untuk memulai usaha ini.
"Saat sosialisasi maupun ketika ada mediasi, yang lebih kami dorong itu adalah usaha ayam petelur. Perusahaan bisa membantu masyarakat untuk memulai usaha ini melalui program CSR (tanggung jawab sosial perusahaan)," demikian Alang.
Baca juga: Bulog Kotim sebut program serap gabah berikan dampak luas
Baca juga: Wabup Kotim tekankan pentingnya kesadaran keselamatan kelistrikan
Baca juga: BMKG Kotim imbau waspada potensi cuaca ekstrem