Sampit (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Cabang Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mencatat sejarah baru dalam penyerapan gabah kering panen (GKP), yakni 12.000 ton lebih dan jumlah ini diperkirakan masih terus bertambah seiring adanya panen di beberapa wilayah.
“Ini tertinggi di sejarah Bulog Kotim. Dulu biasanya serapan itu hanya 1.000-2.000 ton beras atau setara 3.000 ton GKP, tapi sekarang sudah tembus 12.000 ton dan ini terus bertambah seiring dengan panen musim gadu 2025 ini,” kata Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Kotim Muhammad Azwar Fuad di Sampit, Jumat.
Ia menjelaskan, capaian serapan ini merupakan imbas dari program optimalisasi serapan gabah sesuai kebijakan pemerintah pusat. Kebijakan ini merupakan langkah strategis yang memiliki dua tujuan utama, yakni stabilitas harga petani dan penguatan stok pangan nasional.
Sebelumnya Perum Bulog mendapat tugas menyerap 3 juta ton GKP setara beras dengan harga Rp6.500 per kilogram dan kini setelah target itu tercapai, operasi penyerapan GKP oleh Perum Bulog masih terus berlanjut.
Baca juga: Dekopinda Kotim usulkan evaluasi KSO sawit agar berdampak ke koperasi
Demikian juga dilaksanakan Bulog Kantor Cabang Kotim yang bersiap menyerap hasil panen dari tiga kabupaten yang berada di jangkauan wilayah kerjanya, yakni Kotim, Seruyan dan Katingan.
“Jadi sepanjang ada yang masih panen kami diwajibkan untuk terus menyerap dengan Harga Pokok Penjualan (HPP) pemerintah, yakni Rp6.500 per kilogram untuk GKP,” imbuhnya.
Fuad melanjutkan, untuk menampung hasil serapan GKP tersebut pihaknya telah menyewa dua bangunan sebagai gudang tambahan, sehingga total ada empat gudang yang telah disiapkan dengan estimasi dapat menampung hingga total 9.000 ton beras.
Adapun, dari GKP yang diserap sebelumnya sebagian sudah diolah menjadi beras sebanyak 7.000 ton dan disimpan di gudang Perum Bulog Kantor Cabang Kotim, selain itu ada sekitar 2.000 ton GKP atau setara 1.000 ton beras yang masih diolah di mitra penggilingan.
Jika ditotal berarti stok beras yang dikuasai oleh Perum Bulog Kantor Cabang Kotim ada 8.000 ton. Jumlah tersebut diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat setempat hingga 13 bulan kedepan.
Dengan begitu, ia menjamin bahwa ketersediaan beras di Kotim, khususnya untuk beras medium, tidak akan terjadi kelangkaan selama beberapa bulan kedepan.
“Selain itu, mudah-mudahan dengan angka serapan ini bisa menjadi acuan program pemerintah, seperti penyaluran beras SPHP, bantuan pangan dan program-program lainnya,” demikian Fuad.
Baca juga: Disdukcapil Kotim dan Disdukcapil Gunung Mas berbagi pengalaman tingkatkan pelayanan
Baca juga: Wabup Kotim salurkan bantuan bagi korban banjir di Hanjalipan
Baca juga: Festival Telaga Bahalap upaya proaktif wujudkan desa wisata di Kotim
