Sampit (ANTARA) - Munculnya protes warga terhadap keberadaan depo sampah yang lokasinya sangat dekat dari SMPN 1 Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, menjadi sorotan DPRD setempat untuk segera dicarikan solusinya.

"Ini tentu menjadi perhatian kami. Kami akan meminta penjelasan terkait masalah ini dan berupaya mendorong agar ada solusi sehingga tujuan pembangunan depo sampah itu juga tidak mengabaikan protes atau aspirasi masyarakat," kata Wakil Ketua DPRD Kotawaringin Timur Rudianur di Sampit, Senin.

Menurut Rudianur, sudah seharusnya pemerintah kabupaten mengkaji secara matang lokasi dan teknis pembangunan depo sampah, mulai dari lokasi, jarak dengan sekolah atau rumah warga serta bentuk depo sampah. Hal itu untuk menjamin tujuan pembangunan depo sampah yang diklaim ramah lingkungan, asri dan jauh dari kesan jorok dan bau.

Jika ternyata saat ini muncul protes warga lantaran depo sampah tersebut menimbulkan bau, maka berarti ada yang tidak berjalan sesuai rencana. Bahkan polisi udara yang ditimbulkan disebutkan telah mengganggu proses belajar dan mengajar di SMPN 1 Sampit yang letaknya hanya beberapa meter dari depo sampah.

Hal itulah yang harus ditelusuri dan dicarikan solusinya. Rudianur mendorong agar Dinas Lingkungan Hidup sebagai instansi teknis bertindak cepat menyikapi masalah ini agar tidak semakin serius.

Masalah ini diharapkan ada solusi agar tidak terus menimbulkan dampak buruk terhadap masyarakat, khususnya pelajar SMPN 1 Sampit. DPRD juga akan turun ke lapangan untuk mempelajari masalah ini.

Rudianur juga mengimbau masyarakat untuk menyikapi masalah ini dengan niat baik untuk mencari solusi bersama. Dengan begitu diharapkan akan dihasilkan solusi terbaik.

Baca juga: Komisi I DPRD Kotim wacanakan pembentukan pansus lahan kuburan

"Kalau sampai ada keluhan terkait polusi udara, berarti perlu dipertanyakan bagaimana kajian teknisnya sehingga bisa sampai seperti itu. Ini yang perlu dicarikan solusinya agar bisa ditanggulangi," kata Rudianur.

Sementara itu, warga setempat membuang sampah ke depo tersebut karena tempat pembuangan sampah di kawasan itu sudah ditutup. Masyarakat tidak ada pilihan selain membuang sampah ke depo yang dibangun di lahan yang dulunya merupakan lapangan sepak bola tersebut.

Munculnya bau diduga juga dipengaruhi karena pembangunan depo sampah tersebut belum sepenuhnya rampung. Akibatnya, depo sampah tidak berfungsi maksimal, khususnya mencegah polusi atau bau.

Pembangunan depo sampah merupakan upaya pemerintah daerah menjaga kebersihan Kota Sampit. Tidak sekadar menampung dan memilah sampah, depo sampah juga dilengkapi taman bermain sehingga kesan jorok dan bau tidak ada lagi.

Baca juga: Rumah pemotongan hewan perlu dibenahi untuk tingkatkan PAD Kotim

Baca juga: Mahasiswi Kotim di karantina Natuna dalam kondisi sehat


Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024