Sampit (ANTARA) - Puluhan santri Pondok Pesantren Darul Amin Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, diduga keracunan usai menyantap makanan yang mereka terima dari sumbangan salah seorang warga.

"Jumlah santri yang mendapatkan nasi bungkus tersebut sekitar 100-an orang. Mereka mengalami mual dan muntah-muntah. Santri yang kondisinya cukup parah ada sekitar 30-an orang," kata pimpinan Pondok Pesantren Darul Amin, Ustadz H Akhmad Rayyan Zuhdi Abrar yang turut mengantar santrinya ke RSUD dr Murjani Sampit, Jumat malam.

Rayuan menceritakan, awalnya santri mereka melaksanakan shalat Jumat di Masjid Nur Alif. Lokasi masjid ini tidak jauh dari pondok pesantren yang terletak di Jalan HM Arsyad tersebut.

Saat mereka dalam perjalanan kembali ke pondok, mereka ditawari seseorang nasi bungkus yang katanya merupakan makanan sedekah Jumat. Mereka pun dengan senang hati menerima pemberian tersebut.

Sesampainya di asrama pondok pesantren, para santri kemudian menyantap nasi bungkus tersebut. Mereka tidak curiga sedikitpun dengan kondisi nasi bungkus yang mereka makan itu.

Awalnya tidak ada yang aneh setelah mereka menyantap nasi itu. Namun beberapa jam kemudian, tepatnya setelah shalat Ashar, sebagian dari mereka mengeluh pusing dan mual, kemudian ada yang mulai muntah-muntah.

Semakin lama semakin banyak santri yang kesakitan dengan keluhan yang sama. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, pengasuh pondok pesantren memutuskan melarikan santri yang kondisinya cukup parah untuk mendapatkan penanganan medis di RSUD dr Murjani.

Baca juga: Timpora Kobar intensifkan koordinasi pengawasan orang asing

Sementara itu sebagian santri yang kondisinya tidak terlalu parah, ditangani langsung di pondok pesantren. Pengasuh pondok pesantren meminta bantuan dokter yang kemudian datang ke pondok pesantren untuk membantu mengobati para santri.

"Santri yang kami bawa ke rumah sakit ada 11 orang. Mereka ini santri yang kondisinya paling parah. Selain itu ada sekitar 19 santri lainnya dirawat di pondok oleh dokter yang sengaja kami datangkan ke pondok pesantren," tambah Rayyan.


Ustaz H Muhiddin, salah seorang ustaz pengasuh pondok pesantren tersebut mendengar pengakuan sebagian santri yang diduga keracunan itu menjelaskan bahwa nasi bungkus tersebut ada yang mulai terasa asam dan berbau, diduga karena sudah basi.

"Nasinya itu ada telur dan tempe. Beberapa jam setelah menyantap itulah para santri mulai merasakan pusing, mual dan muntah," kata Muhidin.

Sementara itu, saat ini kondisi santri Pondok Pesantren Darul Amin yang ditangani di pondok pesantren maupun dirawat di RSUD dr Murjani Sampit, mulai membaik. Pengelola pondok pesantren berharap seluruh santri segera kembali sehat.

Baca juga: DPRD Kotim setujui Raperda Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat

Baca juga: Penghargaan Keterbukaan Informasi jadi motivasi Pemkab Kotim

Baca juga: Bupati Kotim imbau ASN bantu cegah lonjakan COVID-19

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024