Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mengharapkan lomba Lawang Sakepeng dalam gelaran Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2023 dapat memotivasi generasi muda untuk turut serta menjaga warisan budaya daerah.
Lomba Lawang Sakepeng merupakan salah satu bagian penting dalam rangkaian FBIM, bertujuan sebagai sarana pelestarian budaya yang dilaksanakan di GOR Serbaguna Jalan Tjilik Riwut Palangka Raya, Jumat.
"Melalui pelaksanaan lomba Lawang Sakepeng ini, kami berharap dapat memperkenalkan keunikan seni budaya Kalimantan Tengah kepada masyarakat luas, sekaligus mengajak generasi muda untuk menjaga serta mengembangkan warisan budaya yang dimiliki," kata Ketua Juri Wilbertus.
Diketahui bersama, Lawang Sakepeng sering kali ditampilkan dalam upacara adat untuk menyambut tamu kehormatan ataupun dalam acara pernikahan. Seni bela diri ini tak hanya melibatkan gerakan fisik yang lincah, namun juga mengandung makna spiritual dan simbolis yang dalam.
Adapun lomba Lawang Sakepeng ini terdiri dari kategori putra dan putri yang diikuti peserta dari berbagai kabupaten/kota se-Kalteng. Perwakilan peserta untuk kategori putra di antaranya Kapuas, Pulang Pisau, Gunung Mas, Katingan, Barito Selatan, Barito timur, Murung Raya, Kotawaringin Timur, Lamandau dan Palangka Raya.
Baca juga: Bapanas-Pemprov Kalteng bersinergi mengentaskan dua kabupaten rentan rawan pangan
Kemudian untuk kategori putri dari Kapuas, Pulang Pisau, Gunung Mas, Barito Selatan, Barito Timur, Murung Raya, Kotawaringin Timur, Lamandau dan Palangka Raya.
Wilbertus menjelaskan, para peserta berkompetisi dengan menampilkan keahlian dan kemampuan yang mereka miliki dalam melaksanakan gerakan-gerakan khas Lawang Sakepeng.
Berbagai unsur yang dinilai oleh para juri meliputi ketepatan waktu, kekompakan tim, ekspresi, kostum, teknik bunga/kambangan, serta daya tahan fisik. Adapun Wilbertus menjadi juri bersama Juri Dreiyano L. Lindan dan Dediansyah.
"Peserta diperbolehkan membawa tiga orang pemain musik serta alat musik sendiri yang identik dengan karakter daerahnya masing-masing, dengan durasi penampilan masing-masing regu adalah 5-7 menit," ucapnya.
Berhasil menjadi juara pertama kategori putra utusan dari Pulang Pisau, juara kedua Katingan dan ketiga Palangka Raya, sedangkan kategori putri, juara pertama dimenangkan Murung Raya, Lamandau dan ketiga dari Gunung Mas.
Baca juga: Lomba Malamang jadi sarana promosi kudapan tradisional khas Kalimantan Tengah
Lomba Lawang Sakepeng merupakan salah satu bagian penting dalam rangkaian FBIM, bertujuan sebagai sarana pelestarian budaya yang dilaksanakan di GOR Serbaguna Jalan Tjilik Riwut Palangka Raya, Jumat.
"Melalui pelaksanaan lomba Lawang Sakepeng ini, kami berharap dapat memperkenalkan keunikan seni budaya Kalimantan Tengah kepada masyarakat luas, sekaligus mengajak generasi muda untuk menjaga serta mengembangkan warisan budaya yang dimiliki," kata Ketua Juri Wilbertus.
Diketahui bersama, Lawang Sakepeng sering kali ditampilkan dalam upacara adat untuk menyambut tamu kehormatan ataupun dalam acara pernikahan. Seni bela diri ini tak hanya melibatkan gerakan fisik yang lincah, namun juga mengandung makna spiritual dan simbolis yang dalam.
Adapun lomba Lawang Sakepeng ini terdiri dari kategori putra dan putri yang diikuti peserta dari berbagai kabupaten/kota se-Kalteng. Perwakilan peserta untuk kategori putra di antaranya Kapuas, Pulang Pisau, Gunung Mas, Katingan, Barito Selatan, Barito timur, Murung Raya, Kotawaringin Timur, Lamandau dan Palangka Raya.
Baca juga: Bapanas-Pemprov Kalteng bersinergi mengentaskan dua kabupaten rentan rawan pangan
Kemudian untuk kategori putri dari Kapuas, Pulang Pisau, Gunung Mas, Barito Selatan, Barito Timur, Murung Raya, Kotawaringin Timur, Lamandau dan Palangka Raya.
Wilbertus menjelaskan, para peserta berkompetisi dengan menampilkan keahlian dan kemampuan yang mereka miliki dalam melaksanakan gerakan-gerakan khas Lawang Sakepeng.
Berbagai unsur yang dinilai oleh para juri meliputi ketepatan waktu, kekompakan tim, ekspresi, kostum, teknik bunga/kambangan, serta daya tahan fisik. Adapun Wilbertus menjadi juri bersama Juri Dreiyano L. Lindan dan Dediansyah.
"Peserta diperbolehkan membawa tiga orang pemain musik serta alat musik sendiri yang identik dengan karakter daerahnya masing-masing, dengan durasi penampilan masing-masing regu adalah 5-7 menit," ucapnya.
Berhasil menjadi juara pertama kategori putra utusan dari Pulang Pisau, juara kedua Katingan dan ketiga Palangka Raya, sedangkan kategori putri, juara pertama dimenangkan Murung Raya, Lamandau dan ketiga dari Gunung Mas.
Baca juga: Lomba Malamang jadi sarana promosi kudapan tradisional khas Kalimantan Tengah