Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan pelaksanaan program beras subsidi yang diberikan kepada masyarakat berkontribusi secara signifikan dalam upaya pengendalian inflasi di daerah setempat.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Kalimantan Tengah Riza Rahmadi di Palangka Raya, Selasa, menjelaskan, sampai dengan saat ini program beras subsidi pemprov terus dilaksanakan dan terbukti berhasil menurunkan tingkat inflasi.

"Penurunan ini bisa dilihat dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) terutama untuk dua kota sampel inflasi di Kalimantan Tengah, baik Palangka Raya maupun Sampit," terangnya.

Untuk Palangka Raya berdasar data perkembangan inflasi April, salah satu komoditas utama penyumbang inflasi adalah beras dengan 0,21 persen dan pada Mei ini meski masih menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi namun sudah menurun yang kini menjadi 0,10 persen.

Sedangkan untuk Sampit yang sebelumnya pada April, beras juga menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi dengan 0,032 persen, pada Mei ini berhasil diintervensi sehingga beras tidak termasuk sebagai salah satu komoditas penyumbang inflasi di daerah setempat.

Program beras subsidi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah ini terlaksana bekerja sama dengan Bulog. Adapun pada Mei 2023 ini penyaluran beras subsidi mencapai sekitar 500 ton yang menyasar berbagai daerah.

Di sisi lain Bulog juga tetap melaksanakan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang merupakan program pemerintah pusat. Mei 2023 ini penyaluran beras SPHP mencapai sekitar 134 ton.

Lebih lanjut Riza memaparkan, berbagai program dan kegiatan yang pihaknya laksanakan ini sebagai tindak lanjut arahan Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran untuk tetap menjaga stabilisasi harga maupun daya beli masyarakat.

"Selain beras, saat ini yang juga menjadi perhatian kami adalah beberapa komoditas pangan strategis lainnya, seperti bawang merah dan bawang putih, sebab keduanya cenderung dipasok dari luar daerah dalam pemenuhan kebutuhannya," tuturnya.

Baca juga: Kalteng berstatus Siaga Darurat Bencana Karhutla selama 167 hari

Riza menjelaskan, lantaran daerah setempat bukan sebagai daerah penghasil bawang merah dan bawang putih, maka salah satu upaya yang pihaknya lakukan adalah bersinergi bersama instansi terkait untuk menjaga stabilisasi pasokan dari daerah produsen seperti di wilayah Pulau Jawa maupun lainnya.

"Apalagi melihat perkembangan data inflasi terbaru, baik bawang merah maupun bawang putih, juga termasuk di antara komoditas penyumbang inflasi di Palangka Raya ataupun Sampit," tambahnya.


Baca juga: Pengimplementasian nilai-nilai Pancasila cegah ekstremisme


Baca juga: Kalteng optimalkan delapan aksi konvergensi percepat penurunan stunting


Baca juga: WTP ke-9 jadi bukti komitmen Pemprov Kalteng jaga kualitas laporan keuangan

Pewarta : Muhammad Arif Hidayat
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024