Beirut (ANTARA News) - Perdana Menteri Lebanon Tammam Salam pada Rabu
(28/1) mengutuk peningkatan kegiatan militer Israel di Lebanon Selatan.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri di Beirut menyatakan serangan
Hizbullah terhadap tentara Israel di Pertanian Shebaa, yang diduduki,
tidak melanggar Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB.
Di dalam satu pernyataan, Salam berkata, "Peningkatan kegiatan
militer Israel di perbatasan dengan Lebanon setelah operasi Shebaa bisa
jadi telah melicinkan jalan bagi kemungkinan berbahaya yang tak
menguntungkan bagi perdamaian dan kestabilan di wilayah tersebut."
Ia menekankan, "Lebanon terikat komitmen pada Resolusi 1701, dan
memuji upaya prajurit pemelihara perdamaian di Pasukan Sementara PBB di
Lebanon (UNIFIL), yang kehilangan seorang anggota satuan dari Spanyol."
"Lebanon mendesak masyarakat internasional agar mengendalikan
keinginan bermusuhan Israel, yang mempertaruhkan keamanan dan kestabilan
di wilayah ini," kata Salam, sebagaimana dikutip Xinhua, Kamis pagi. Ia
menegaskan, "Lebanon bersatu mendukung pasukan bersenjata sah yang
bertugas mempertahankan tanah, keamanan dan rakyatnya."
Menurut pernyataan tersebut, Salam menghubungi pemimpin UNIFIL di
Lebanon Selatan Jenderal Luciano Portolano dan menyampaikan belasungkawa
atas kematian seorang anggota Brigade Spanyol selama pemboman
pembalasan Israel terhadap Lebanon Selatan.
Dua prajurit Israel tewas dan tujuh lagi cedera pada Rabu pagi,
dalam serangan anggota Hizbullah terhadap satu rombongan militer di
Pertanian Shebaa, yang diduduki.
Serangan itu memicu Israel membom beberapa daerah di Lebanon
Selatan, dalam peningkatan mencolok di sepanjang perbatasan rapuh
Lebanon-Israel.
Hizbullah mengaku bertanggung-jawab atas serangan tersebut --yang
ditujukan pada beberapa kendaraan yang mengangkut personel dan prajurit
serta rudal untuk membalas serangan Israel terhadap Quneitera di Suriah
sehingga menewaskan enam petempur faksi Syiah Lebanon itu dan seorang
jenderal Iran.
Pemboman Israel terhadap wilayah Lebanon "adalah reaksi terhadap
operasi yang dilancarkan dari wilayah pendudukan Pertanian Shebaa di
Lebanon --yang berada di luar Garis Biru", kata Kementerian Luar Negeri
Lebanon. Kementerian tersebut menekankan komitmen Lebanon pada Resolusi
1701 Dewan Keamanan PBB.
Jalur Biru adalah garis demarkasi yang dibuat oleh PBB, setelah
agresi militer yang menghancurkan Lebanon Selatan selama 33 hari oleh
Israel terhadap wilayah yang dikuasai Hizbullah pada Juli 2006.
(Uu.C003)
Lebanon Kutuk Peningkatan Kegiatan Militer Israel Di Perbatasan
Lebanon mendesak masyarakat internasional agar mengendalikan keinginan bermusuhan Israel...