Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Keberadaan Bandar Udara Beringin di Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah dinilai sudah mendesak untuk dipindah ke lokasi baru Bandara Haji Muhammad Sidik di Desa Trinsing Kecamatan Teweh Selatan.
"Bandara Beringin sudah tidak layak lagi dikembangkan, karena ditambah dengan banyaknya bangunan walet yang berdiri di sekeliling bandara, sehingga sangat membahayakan sekali terhadap kegiatan penerbangan," kata Kasi Teknik Operasi Keamanan dan Penyelamatan Darurat Bandara Beringin Muara Teweh, Mamad Aini Sugiarto, Rabu.
Bandara Beringin Muara Teweh yang kini perkembangannya sudah berada di tengah-tengah pemukiman warga ini beberapa waktu lalu pernah juga diusulkan untuk perbaikan landasan bandara rusak, tetapi sampai sekarang tidak ada reaslisasi, sebab target pemerintah, Bandara Haji Muhammad Sidik operasional di tahun 2019.
Meskipun diusulkan anggaran untuk pengembangan bandara ini, tetapi pemerintah pusat tidak mungkin menyetujui anggarannya. Oleh sebab itu, aktivitas Bandara Beringin ini sudah selayaknya dipindah, namun masih menunggu tahap proses penyelesaian pekerjaan Bandara Baru Haji Muhammad Sidik di Desa Trinsing.
"Bahkan di ujung bandara pada run way 13 sebelah kanan sedang dibangun rumah walet beton milik warga yang diperkirakan setinggi 12 meter.Terkait rumah walet ini pihaknya sudah melayangkan surat pemberitahuan akan keselamatan penerbangan," katanya.
Mamad mengatakan tahun 2018 ini pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan RI telah mengucurkan anggaran sebesar Rp61 miliar guna menyelesaikan beberapa tahapan yang belum selesai seperti landasan, terminal, saklar dan lain-lain, sedangkan pada tahun depan akan dilanjutkan dengan pembangunan airnav, sebab pembangunan tersebut di luar kewenangan pihak bandara.
Sejauh ini pemerintah daerah sangat mendukung sekali kegiatan pengembangan bandara tersebut dengan menyediakan lahan sebesar 180 hektar, sedangkan untuk pembangunan runway di Bandara Haji Muhammad Sidik sepanjang 1.400 meter, sementara untuk bandara Beringin ini hanya 900 meter saja untuk runwaynya.
"Kita harapkan bandara baru sudah bisa dioperasikan tahun depan," katanya.
Saat ini penerbangan rute Bandara Beringin Muara Teweh dilayani maskapai Susi Air dengan tujuan Muara Teweh-Palangka Raya, penerbangan itu mendapat subsidi dari pemerintah yang tahun 2018 ini diperkirakan bulan Maret nanti mulai beroperasi.
Penerbangan menggunakan pesawat jenis Cessna berpenumpang 12 juga melayani melayani rute nonsubsidi dengan tujuan Muara Teweh - Banjarmasin dan Muara Teweh-Balikpapan, Kalimantan Timur.
Agus Sidik mengatakan penerbangan ke daerah itu membantu warga karena selama ini transportasi udara merupakan jasa angkutan alternatif yang cepat terutama di Kabupaten Barito Utara yang letaknya di pedalaman Kalteng.
"Kalau kami menggunakan angkutan darat, jarak tempuh ke Banjarmasin paling cepat sembilan jam sedangkan Palangka Raya sekitar tujuh jam," katanya.