Provinsi Kalteng minim tempat hiburan, solusinya?

id Kalimantan Tengah,Bank Indonesia,Pariwisata Kalteng,PAD Kalteng

Provinsi Kalteng minim tempat hiburan, solusinya?

Kepala BI Kalteng Wuryanto (tengah) didampingi Deputi Setian (kanan) dan Manajer Pengawasan Sistem Pembayaran Paulus BW Sopamena (kiri) menyampaikan perkembangan ekonomi Kalteng di Palangka Raya, Rabu (7/3). (Foto Antara Kalteng / Jaya WM)

Palangka Raya, 7/3 (Antara) - Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Tengah, Wuryanto menyarankan pemerintah provinsi bersama kabupaten/kota perlu memperbanyak tempat hiburan dan menyelenggarakan festival sebagai upaya menggairahkan perekonomian.

Masyarakat Indonesia sekarang ini lebih senang berlibur ataupun mengadakan acara dan pertemuan di Bali serta Lombok karena banyak yang dilihat serta dinikmati, kata Wuryanto saat jumpa pers di cafe Tjilik Riwut Kota Palangka Raya, Rabu.

"Ini menjadi pekerjaan besar kita bersama bagaimana agar masyarakat dari provinsi lain melirik dan datang serta menghabiskan uangnya di Kalteng. Cara paling tepat ya perbanyak tempat hiburan dan selenggarakan festival secara rutin," tambahnya.

Menurut dia, langkah Gubernur Kalteng Sugianto Sabran yang ingin mengoptimalkan pemanfaatan serta pemberian nilai tambah atau menjadi produk kedua dan ketiga terhadap sumber daya alam (SDA), baik itu batubara, sirkon maupun CPO sudah tepat.

Hanya, pertumbuhan baru yang sifatnya selain SDA, yakni mengembangkan kepariwisataan perlu diperhatikan secara serius. Sebab, daya ungkit kepariwisataan terhadap ekonomi kerakyatan sangat tinggi.

"Apabila pariwisata berkembang, maka wisatawan domestik dan mancanegara akan semakin banyak datang ke Kalteng. Dampaknya, hotel dan rumah makan akan penuh. kerajinan-kerajinan tangan masyarakat Kalteng pun akan laku semua," kata Wuryanto.

Kepala BI Perwakilan Kalteng ini juga menyarankan Pemerintah Provinsi bersama Kabupaten/Kota lebih serius membina dan memberdayakan para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang ada di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila" ini.

Dia mengatakan pembinaan tersebut pun harus lebih difokuskan pada pelaku UMKM yang hasil produknya dapat di jual ke provinsi ataupun negara lain. Langkah itu dapat dilakukan karena sekarang ini era digital yang dapat dimanfaatkan untuk memasarkan hasil produknya ke provinsi atau negara lain.

"Kalau ini semua dilakukan, akan tercipta dengan sendirinya lapangan pekerjaan, pertumbuhan ekonomi tidak lagi inklusif dan memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Kalteng," demikian Wuryanto.