Jakarta (Antaranews Kalteng) - Perusahaan Johnson & Johnson dituduh mengetahui ada kandungan asbes dalam produk bedak bayi mereka, seperti dilaporkan Reuters.
Perusahaan itu membantah klaim tersebut, menyebut laporan Reuters hanya satu sisi, salah dan menghasut.
"Secara sederhana, berita Reuters itu absurd dan teori konspirasi."
Dikutip Abc.net.au, Saham Johnson & Johnson turun 10 persen, salah satu penurunan terparah sejak 2002.
Dalam laporannya, Reuters mengklaim dokumen-dokumen yang menunjukkan laporan lab bahwa ada kandungan asbes pada bedak Johnson & Johnson sejak 1957 dan 1958.
Laporan lebih lanjut dari perusahaan dan laboratorium luar menunjukkan temuan serupa pada awal 2000-an, berdasarkan berita Reuters.
Dalam keterangan, Johnson & Johnson mengatakan, "Ribuan uji mandiri dari regulator dan laboratorium terkemuka membuktikan bedak bayi kami tidak pernah mengandung asbes."
Berita Terkait
Awas! Bedak tabur berpotensi sebabkan bayi baru lahir sulit bernapas
Jumat, 19 Juli 2024 16:38 Wib
Penggunaan bedak untuk keringkan keringat tidak disarankan
Rabu, 22 November 2023 17:04 Wib
Mizzu berkolaborasi dengan Sasa luncurkan pewarna bibir dan alas bedak
Rabu, 9 Agustus 2023 15:21 Wib
Make Over hadirkan produk dengan 20 warna kompleksi wajah
Kamis, 23 Juni 2022 10:12 Wib
Ini manfaat dan cara menggunakan 'loose powder'
Kamis, 24 Maret 2022 10:45 Wib
Ini cara yang tepag gunakan 'loose powder'
Rabu, 23 Maret 2022 11:40 Wib
Petugas gagalkan penyelundupan sabu dalam bedak bayi akan dikirim ke penghuni lapas
Jumat, 18 Februari 2022 22:43 Wib
Jenis bedak yang disarankan dokter untuk kulit berjerawat
Jumat, 28 Januari 2022 13:54 Wib