Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Sejumlah warga di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, mengeluhkan tingginya harga gas elpiji bersubsidi yang mencapai Rp36 ribu per tabung.
"Harga gas elpiji 3 kilogram bersubsidi sejak sebelum natal hingga usai tahun baru tetap tinggi mulai dari Rp30.000 hingga saat ini di sekitar rumah saya harga mencapai Rp35.000/tabung," kata Jelita, warga Palangka Raya, Selasa.
Ibu rumah tangga ini pun mengaku bingung dengan tidak stabilnya harga jual gas bersubsidi di ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah itu.
"Saya tak habis pikir kenapa harga gas bersubsidi tetap tinggi. Padahal harga eceran tertingginya sendiri di bawah Rp20 ribu/tabung," katanya.
Dia pun berharap kinerja pemeritah kota pada 2019 semakin membaik yang salah satunya dibuktikan dengan mampunya menstabilkan harga gas yang diperuntukkan bagi warga kurang mampu itu.
Sementara itu, mama Nasir, penjual eceran gas bersubsidi di "Kota Cantik" itu mengatakan, kenaikan tersebut menyesuaikan harga gas elpiji yang dibeli.
"Sebagai pengecer saya hanya menyesuaikan dengan harga beli. Kalau nanti harga modal turun tentu harga jual juga diturunkan," kata dia.
Saat di konfirmasi terkait jumlah pasokan gas, ibu dua anak itu mengatakan ketersediaan gas bersubsidi masih aman karena tidak ada pengurangan jatah.
Sebelumnya, Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Sigit K Yunianto mendesak pemerintah kota serius mencari penyebab masih tingginya harga gas elpiji 3 kg.
"Saya tegaskan Dinas Perdagangan dan Industri Kota Palangka Raya, dan Dinas Pertambangan yang harus memantau kelapangan mengapa harga elpiji 3 kg itu masih tinggi," kata Sigit.