Jakarta (Antaranews Kalteng) - Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate sebesar enam persen pada rapat dewan gubernur periode 16-17 Januari 2019 di tengah terjaganya stabilitas perekonomian terutama nilai tukar, sekaligus Bank Sentral ingin menjaga daya tarik instrumen keuangan di pasar domestik.
"Kami juga terus berupaya mendorong penurunan defisit neraca transaksi berjalan ke target 2,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahun ini," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Pada 2018, defisit transaksi berjalan diperkirakan mencapai tiga persen dari PDB.
Meski, kembali mempertahankan suku bunga acuan, BI masih mempertahankan posisi kebijakan yang antisipatif terutama terkait dinamika perekonomian global.
Perry mengatakan sikap Bank Sentral AS The Federal Reserve yang mulai melunak seperti terungkap pada Rapat Komite Pasar Terbuka (FOMC) per akhir 2018 turut mempengaruhi posisi kebijakan suku bunga Bank Indonesia.
Kenaikan suku bunga The Federal Reserve diperkirakan hanya dilakukan dua kali dari perkiraan sebelumnya sebanyak tiga kali.
Berita Terkait
Pencarian seorang mahasiswa ULM hilang di Kapuas masih berlanjut
Senin, 6 Mei 2024 20:31 Wib
BI anggap angka inflasi Kalteng selama April masih wajar
Minggu, 5 Mei 2024 19:06 Wib
Dermaga pasar Bahaur masih menjadi penopang perputaran ekonomi masyarakat
Rabu, 1 Mei 2024 7:30 Wib
Garuda muda masih berpeluang menuju Olimpiade Paris meski kalah dari Uzbekistan
Selasa, 30 April 2024 0:05 Wib
Ahok masih punya keinginan jadi Gubernur Jakarta
Senin, 29 April 2024 13:17 Wib
Jorge Martin masih tetap teratas di puncak klasemen
Senin, 29 April 2024 6:12 Wib
Ahok dinilai masih punya keinginan jadi Gubernur Jakarta
Minggu, 28 April 2024 18:12 Wib
KPK sebut masih banyak konflik kepentingan libatkan pejabat pusat dan daerah
Kamis, 25 April 2024 14:55 Wib