Pekerja sawit asal Jawa Tengah dominasi penumpang DLU Sampit

id Pekerja sawit asal Jawa Tengah dominasi penumpang DLU Sampit,Arus mudik,Lebaran,Angkutan lebaran ,Pelabuhan sampit,Sampit,Kirana,Dharma Lautan Utama,P

Pekerja sawit asal Jawa Tengah dominasi penumpang DLU Sampit

Petugas gabungan mengarahkan penumpang masuk ke KM Kirana I yang akan bertolak menuju Semarang, Rabu (29/5/2019). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (ANTARA) - PT Dharma Lautan Utama (DLU) sudah memberangkatkan 7.656 penumpang dari Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah menuju Semarang dan Surabaya, sejak awal Ramadhan hingga Rabu pagi.

"Terbanyak adalah penumpang tujuan Semarang karena pemudik didominasi para pekerja perkebunan kelapa sawit yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah," kata Manajer PT Dharma Lautan Utama Cabang Sampit Hendrik Sugiharto di Pelabuhan Sampit, Rabu.

Seperti diketahui, Kotawaringin Timur merupakan daerah yang memiliki perusahaan perkebunan kelapa sawit terbanyak di Kalimantan Tengah. Bahkan daerah ini merupakan kabupaten dengan lahan kebun kelapa sawit terluas di Indonesia.

Sebagian besar pekerjanya berasal dari Pulau Jawa. Tidak heran jika menjelang lebaran seperti sekarang ini, belasan ribu bahkan puluhan ribu pekerja beramai-ramai mudik ke kampung halaman mereka menggunakan kapal laut melalui Pelabuhan Sampit.

Sekitar pukul 10.00 WIB, kapal milik PT Dharma Lautan Utama yaitu KM Kirana I bertolak dari Pelabuhan Sampit menuju Semarang. Kapal jenis roro ini mengangkut 875 penumpang, 53 sepeda motor, 20 mobil keluarga dan beberapa kendaraan pengangkut logistik.

Sebelumnya, sejak awal Ramadhan hingga Selasa (28/5) kemarin, dua kapal PT Dharma Lautan Utama yaitu KM Kirana I dan KM Kirana III yang melayani tujuan Semarang dan Surabaya, sudah mengangkut 6.781 penumpang, 230 sepeda motor, 57 unit mobil keluarga dan 68 kendaraan pengangkut logistik 68 unit.

Jumlah penumpang yang diangkut sudah termasuk dengan dispensasi kapasitas yang diberikan pemerintah. Meski begitu, Hendrik meyakinkan bahwa jumlah penumpang yang diangkut tetap menyesuaikan dengan perlengkapan keselamatan yang ada di kapal tersebut.

Sistem buka-tutup tetap diberlakukan untuk mencegah antrean dan penumpukan penumpang saat hendak masuk ke kapal. Petugas gabungan dari berbagai instansi bahu-membahu membantu mengarahkan penumpang sehingga tetap tertib dan lancar masuk ke dalam kapal.

Perempuan, anak-anak dan orang sakit, mendapat prioritas untuk didahulukan masuk ke dalam kapal. Mereka bahkan dibantu oleh petugas sehingga benar-benar aman sampai masuk ke dalam kapal.

"Kami masih ada tiga call atau keberangkatan, yaitu tanggal 31 Mei tujuan Surabaya, 2 Juni tujuan Semarang dan 3 Juni tujuan Surabaya. Kami persilakan calon penumpang untuk membeli tiket karena masih kami buka selama masih tersedia," kata Hendrik.

Sementara itu Rudi, pemudik asal Pati mengaku sengaja mudik bersama rekan-rekannya menggunakan sepeda motor karena dinilai lebih hemat dan praktis. Sesampainya di pelabuhan, dia melanjutkan perjalanan sekitar dua jam menggunakan sepeda motor untuk sampai ke kampung halamannya.

"Kalau bawa motor kan enak mau jalan ke mana-mana. Saya juga tidak perlu repot nyari angkutan karena turun dari pelabuhan bisa langsung menuju ke rumah. Apalagi kalau mudik bareng seperti ini jadi seru," kata Rudi sesaat sebelum memasukkan sepeda motornya ke KM Kirana I.

Keberangkatan KM Kirana I dari Pelabuhan Sampit berjalan lancar. Terlihat hadir Kepala Dinas Perhubungan Kotawaringin Timur H Fadlian Noor memantau arus pemudik dan keberangkatan kapal.