Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kalimantan Tengah di Kota Palangka Raya melarang penjualan Bajakah yang disebut bisa mengobati penyakit kanker yang saat ini ramai diperbincangkan publik, mengingat belum diuji secara klinis.
"Menjual Bajakah sebagai obat tradisional boleh saja tetapi yang tidak boleh ketika membelinya klaim dengan berlebihan," kata Kepala BPOM Kalteng Trikoranti Mustikawati di Palangka Raya, Kamis.
Dia mengatakan, diantara klaim penanda yang berlebihan itu seperti "mengobati penyakit kanker". Padahal hal itu belum dilakukan penelitian secara mendalam.
Baca juga: Tekanan darah tinggi pasca konsumsi bajakah, kata Sekda Kalteng
Dengan adanya pelabelan itu warga yang benar-benar memerlukan obat kanker akan tergiur dengan pelabelan yang mengklaim dapat mengobati penyakit tersebut.
"Ini bisa jadi bentuk pembohongan publik. Apakah yang dijual itu betul-betul berisi Bajakah, Bajakah jenis apa atau ada campuran dengan bahan lain sehingga bisa diklaim dapat menyembuhkan kanker," katanya.
Pernyataan itu diungkapkan Trikoranti saat dikonfirmasi terkait pengawasan peredaran salah satu tumbuhan di Kalimantan Tengah yang saat ini tengah menjadi perbincangan publik itu.
Baca juga: Terkait Bajakah, masyarakat Kabupaten Gunung Mas diminta tidak latah
Dia mengungkapkan bahwa pihaknya bersama Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah pada Rabu (21/8) turun langsung ke lokasi penjualan obat tradisional yang ada di Kota Palangka Raya.
Dalam kesempatan itu pihaknya menemukan banyak penjual Bajakah yang menjual produk dengan mencantumkan label klaim yang berlebihan. Selain itu juga ditemukan penjualan obat tradisional yang tidak mencantumkan label izin edar.
"Jadi para pedagang itu kita lakukan pembinaan. Kita ingatkan tidak boleh gunakan penanda yang berlebihan dan untuk segera ajukan izin edar jika ingin memproduksi dan menjual jamu atau obat tradisional itu," katanya.
Baca juga: Ingin manfaatkan Bajakah, masyarakat diminta datang ke Kalteng
Baca juga: Danrem sebut pemesanan Bajakah ada yang capai satu ton
Baca juga: Bajakah tak bisa keluar Kalteng, kecuali hanya untuk riset
Berita Terkait
Awas! Obat menopause harus digunakan dengan hati-hati
Kamis, 19 Desember 2024 11:26 Wib
Perlunya pelestarian kekayaan rempah sebagai warisan budaya
Selasa, 17 Desember 2024 17:53 Wib
Menelan obat sembarangan bisa berdampak risiko keracunan pada anak
Senin, 9 Desember 2024 13:49 Wib
Kenali penyebab bisul di kepala dan cara mengobatinya
Jumat, 6 Desember 2024 9:20 Wib
Praktisi kesehatan sebut obat tramadol jadi pemicu remaja tawuran
Rabu, 4 Desember 2024 18:34 Wib
Berikut pilihan pengobatan apendisitis pada anak
Rabu, 4 Desember 2024 9:14 Wib
Mengenal pengobatan baru untuk serangan asma dan PPOK
Minggu, 1 Desember 2024 17:02 Wib
Rumah sakit di Palangka Raya diminta melengkapi ketersediaan obat
Jumat, 22 November 2024 14:47 Wib