Program integrasi sawit-sapi di Kobar jadi pusat pembelajaran sejumlah daerah

id Pemkab kobar, kobar, kotawaringin barat, pangkalan bun, program sapi sawit, integrasi, bangka belitung, tapin, kalsel, kalimantan selatan, sawit, kepa

Program integrasi sawit-sapi di Kobar jadi pusat pembelajaran sejumlah daerah

Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah menerima kunjungan rombongan Pemprov Babel. (ANTARA/Hendri Gunawan)

Pangkalan Bun (ANTARA) - Program integrasi sawit-sapi di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah menjadi pusat pembelajaran bagi sejumlah daerah dari luar provinsi.

Setelah sebelumnya Pemerintah Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, kali ini giliran Pemerintah Provinsi Bangka Belitung yang datang berkunjung guna mempelajari program integrasi sawit-sapi yang sudah lama diterapkan dan berjalan dengan baik, kata Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah di Pangkalan Bun, Senin.

"Kedatangan mereka menggambarkan sebuah indikator keberhasilan perusahaan-perusahaan di Kobar dalam mengintegrasikan sawit-sapi," katanya.

Pihaknya bersyukur dengan kedatangan pemerintah dari provinsi dan kabupaten lain tersebut, selain untuk bersilaturahmi bertukar pengalaman dan ilmu, tak kalah penting adalah menjadikan kegiatan semacam itu bisa berdampak pada perekonomian daerah.

Kunjungan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sarana promosi potensi yang ada di Kobar, bukan hanya sektor peternakan sapi dan integrasi sawit tetapi juga pariwisata yang selama ini menjadi andalan daerah.

Pada industri kedepan, juga ingin dikembangkan industri hilir kelapa sawit dengan benar dan membuka peluang investasi, serta sektor lainnya yang tentu memiliki efek besar terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Babel Juadi menuturkan, melalui kunjungan itu pihaknya ingin belajar dengan Kobar yang sudah lebih dulu melaksanakan integrasi sawit-sapi.

"Nantinya melalui pembelajaran ini, akan kami kembangkan dan modifikasi sesuaikan dengan kondisi di Bangka Belitung," ucapnya.

Lebih jauh Juadi menjelaskan, sebenarnya dari masyarakat di daerahnya sudah ada yang melaksanakan integrasi sawit-sapi, namun sekarang ini pihaknya tengah mencoba mendorong 45 perusahaan sawit yang ada di Babel untuk ikut mengembangkan pola tersebut.

Harapannya perusahaan bisa berkontribusi terhadap pemenuhan daging sapi di Babel, sebab 80 persen pemenuhan sapi di wilayahnya didatangkan dari luar daerah.

Selain itu, bukan hanya untuk pemenuhan daging sapi yang ingin pihaknya lakukan dengan program integrasi sawit-sapi. Pihaknya juga ingin mengambil pemanfaatan dari kotoran sapi.

"Satu ekor sapi menghasilkan 25 kilogram kotoran per hari, kotoran itu ingin kami jadikan sebagai pupuk organik mengingat tanah di Babel tidak sesubur Kobar," terangnya.