Jakarta (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menargetkan 78 laboratorium memiliki kapasitas yang bisa menguji COVID-19 di seluruh Indonesia untuk menangani penyebaran wabah virus Corona jenis baru ini.
“Kami terus meningkatkan kemampuan laboratorium,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa.
Menurut dia, Gugus Tugas menggandeng Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN, Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta sejumlah kementerian dan lembaga lain untuk mendukung peningkatan kapasitas laboratorium tersebut.
Baca juga: Tiga lembaga ini diminta awasi dana bantuan COVID-19
Doni melanjutkan semula hanya ada tiga laboratorium yang mampu melakukan uji penyakit menular seperti COVID-19 dan kini terus bertambah menjadi 12 unit selanjutnya menjadi 25 unit laboratorium dan akhirnya diharapkan sudah ada 78 laboratorium beroperasi di Tanah Air.
Selama bekerja sebulan sejak didirikan pemerintah untuk menangani COVID-19 pada 13 Maret 2020, Gugus Tugas sudah mendistribusikan 800 ribu rapid test atau tes massal cepat.
Selain itu, Gugus Tugas juga sudah mendistribusikan 725 ribu alat pelindung diri (APD), 13 juta masker bedah dan 150 ribu masker N-95 kepada dokter, perawat dan tim medis lainnya.
Baca juga: Bank Dunia dan ADB tawarkan bantuan ke Indonesia tangani corona
Sementara itu, untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah pemerintah, TNI/Polri, BUMN dan swasta, Doni menyebutkan saat ini sudah siap 635 rumah sakit rujukan dengan daya tamping 1.515 ruang isolasi untuk pasien gejala berat dan kritis.
Sedangkan untuk pasien dengan gejala sedang disiapkan perawatan di rumah sakit darurat di Wisma Atlet dengan kapasitas 2.000 pasien dan rumah sakit daurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau, dengan kapasitas 400 pasien dan tempat observasi di Pulau Natuna.
Pemerintah juga menggandeng perusahaan digital berbasis medis untuk menggunakan jasa dokter melalui komunikasi virtual bagi pasien dengan gejala ringan sehingga bisa dirawat di rumah dengan pengobatan sesuai petunjuk dokter dalam jaringan (daring).
“Sehingga rumah sakit diprioritaskan untuk pasien berat dan kritis sedangkan pasien ringan bisa dirawat di rumah,” katanya.
Baca juga: ANTARA raih penghargaan dari BNPB
Berita Terkait
Menhan Prabowo Subianto beri penghormatan terakhir mantan kepala BNPB Doni Monardo
Senin, 4 Desember 2023 14:50 Wib
Doni Monardo dimakamkan di TMP Kalibata Senin
Minggu, 3 Desember 2023 19:44 Wib
Ganip Warsito gantikan Doni sebagai Kepala BNPB
Selasa, 25 Mei 2021 12:41 Wib
Tindak tegas tempat wisata pelanggar prokes
Sabtu, 15 Mei 2021 16:54 Wib
18,9 juta orang masih nekat ingin mudik Lebaran
Rabu, 5 Mei 2021 20:24 Wib
Hindari penularan COVID, jangan keberatan larangan mudik agar tidak menyesal
Sabtu, 17 April 2021 13:57 Wib
BNPB: dokter dibutuhkan untuk korban bencana di NTT
Selasa, 6 April 2021 13:10 Wib
Kepala BNPB bertolak ke lokasi banjir bandang di NTT
Senin, 5 April 2021 15:23 Wib