Jakarta (ANTARA) - Psikolog Zoya Amirin mengatakan bahwa kasus oknum karyawan Starbucks yang mengintip payudara pengunjung melalui CCTV menjadi bukti bahwa pelecehan seksual ada dimana-mana.
"Kasus intip CCTV bukti pelecehan seksual ada di mana-mana," kata Zoya Amirin kepada ANTARA, Jumat.
Menurut dia, hal tersebut tentu membuat resah banyak pihak terutama kaum wanita yang paling banyak menjadi korban dari kasus pelecehan seksual.
"Itu kebetulan aja ada yang kepoin aja. Kan kita enggak tahu orang pervert (mesum) itu di mana," kata Zoya.
Ditambah menurut dia sekarang ini belum ada payung hukum yang mampu melindungi korban pelecehan seksual. Apalagi setelah Komisi VII DPR memilih untuk menarik Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) dari daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas Tahun 2020.
"Pelecehan seksualnya semakin besar apalagi baru-baru ini RUU PKS ditarik dari Prolegnas. Nah yang kayak gini bagaimana ada kekuatan hukumnya," ujar Zoya.
"Perjuangan kita harus setengah-setengah karena kita hanya bisa membantu korban, tapi pemerintah tidak bisa menyediakan payung hukum. Kayak gini susah banget ditindak. Mau bilang tidak melukai bagaimana. Ini jelas melukai secara psikologis dan membuat kerugian," terang wanita 44 tahun itu.
Zoya pun menyayangkan sikap anggota DPR yang tidak kunjung mengesahkan RUU PKS di saat korban pelecehan seksual semakin banyak di Indonesia.
"Coba kalau misalnya ada salah satu keluarga dia (anggota DPR) kena baru dia mau bertindak. Kalau kayak gini seperti enggak punya empati," kata Zoya menegaskan.
Sebelumnya Dalam Rapat Kerja Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dengan Menteri Hukum dan HAM bersama Panitia Perancang Undang-Undang DPD RI dalam rangka evaluasi dan usulan perubahan Prolegnas RUU Prioritas 2020, 16 RUU disepakati untuk dikeluarkan, termasuk RUU PKS.
Banyak pihak yang menganggap RUU PKS sangat dibutuhkan untuk melindungi HAM dari tindakan kekerasan dan merendahkan martabat kemanusiaan yang hingga saat ini belum diatur dalam undang-undang yang ada.
Ada pun hak-hak korban hanya diatur dengan undang-undang tertentu, seperti UU Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT), UU Perlindungan Anak dan UU Perlindungan Saksi dan Korban yang spesifik hanya untuk korban dalam tindak pidana yang diatur
Sementara ketentuan dasar yang khusus menjamin pemenuhan hak untuk semua korban kekerasan seksual yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) belum ada.
Berita Terkait
Intip mewahnya mobil-mobil Sandra Dewi
Selasa, 2 April 2024 15:00 Wib
Intip kemeriahan festival balon udara di Australia
Rabu, 13 Maret 2024 15:47 Wib
Intip perubahan-perubahan disematkan pada All New Vellfire Hybrid
Minggu, 18 Februari 2024 13:44 Wib
Intip cara menyajikan kue keranjang
Jumat, 2 Februari 2024 16:46 Wib
Intip gaya berbusana Timothee Chalamet pada Golden Globes 2024
Senin, 8 Januari 2024 11:18 Wib
Intip 8 fitur menarik mobil listrik Tesla Cybertruck
Minggu, 7 Januari 2024 15:34 Wib
Intip bocoran Samsung Galaxy A25 5G yang disiapkan meluncur
Minggu, 12 November 2023 12:10 Wib
Intip koleksi terbaru dari Buttonscarves di JFW 2024
Minggu, 29 Oktober 2023 13:02 Wib