Bandung (ANTARA) - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Bandung mengungkap sebanyak 2,5 ton sarung tangan karet bekas yang biasa digunakan tenaga medis, diduga akan diedarkan.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya mengatakan dari kasus tersebut ada seorang tersangka yang diamankan berinisial GR (39). Dia diduga akan mengedarkan sarung tangan medis bekas itu untuk mencari keuntungan ekonomi.
"Jadi sarung tangan bekas itu dibuat baru, dikemas di dalam kotak, harga jualnya masih kita dalami, tapi sejauh ini diduga harganya dari Rp60 ribu sampai Rp75 ribu per kotaknya," kata Ulung di Polrestabes Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Baca juga: Ridwan Kamil-Ade Yasin akan diperiksa terkait acara Rizieq Shihab
Berdasarkan pengakuan tersangka, kata Ulung, penimbunan sarung tangan itu telah dilakukannya sejak satu bulan lalu. Namun, polisi menduga berdasarkan barang yang ditemukan serta petunjuk lainnya, aktivitas GR itu telah dilakukan selama enam bulan.
"Sudah sempat diedarkan dijual di Jakarta dan Surabaya. Jadi bekas sarung tangan dikumpulkan lagi, jadi direkonstruksi seolah-olah jadi baru, padahal itu sudah bekas," katanya.
Selain itu, dia menjelaskan GR mempunyai 178 karyawan yang diberi upah Rp50 dalam pekerjaan satu hari. Namun menurutnya karyawan itu merupakan pekerja di bawah umur.
Sejauh ini, menurutnya tidak menutup kemungkinan barang tersebut telah diedarkan hingga digunakan oleh tenaga medis. Karena sarung tangan tersebut nampak seperti baru setelah didaur ulang oleh tersangka.
Baca juga: Polda Jabar selidiki dugaan pelanggaran kegiatan Rizieq Shihab
"Makanya sedang kita dalami, apalagi kalau tenaga medisnya tidak tahu, kan kita lakukan juga uji lab (laboratorium) sarung tangan ini, kebersihannya sampai di mana," kata Ulung.
Atas perbuatannya, GR disangkakan Pasal 63 juncto Pasal 8 Ayat 1 Huruf a dan ayat 2 UU RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, Pasal 197 juncto Pasal 105 Ayat 1 UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang tidak adanya izin edar alat kesehatan.
Kemudian ia juga disangkakan Pasal 185 juncto Pasal 68 UU RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang mempekerjakan anak di bawah umur. Dari tiga unsur sangkaan tersebut, GR terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Untuk itu, Ulung mengimbau kepada masyarakat agar lebih teliti dalam membeli sarung tangan medis. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk memusnahkan, atau menggunting sarung tangan itu setelah digunakan supaya tidak bisa didaur ulang oleh oknum tertentu.
Baca juga: Kapolda nilai acara Rizieq Shihab di Bogor abaikan prokes COVID-19
Baca juga: Tes cepat COVID-19 di 54 titik tempat wisata
Baca juga: Sadis! Usai bunuh ibu hamil, pelaku ini bawa kabur harta korban
Berita Terkait
Privy sediakan layanan tanda tangan elektronik untuk kredit digital Julo
Minggu, 17 November 2024 9:20 Wib
Pasutri palsukan tanda tangan dituntut 5 tahun penjara
Sabtu, 2 November 2024 14:27 Wib
Operasi tangkap tangan di Kalimantan buah dari kegagalan pengawasan internal
Selasa, 8 Oktober 2024 23:16 Wib
DPRD harapkan kerajinan tangan di Seruyan lebih maju dan berkembang
Rabu, 25 September 2024 19:26 Wib
Berburu tanda tangan atlet di PON jadi momen sederhana penuh makna
Rabu, 18 September 2024 6:07 Wib
Pemerintah diminta turun tangan atasi penjarahan kelapa sawit di Kalteng
Rabu, 4 September 2024 15:08 Wib
Pengembangan kerajinan tangan di Seruyan diharap terus dioptimalkan
Selasa, 3 September 2024 6:38 Wib
Ini dampaknya jika menutup tangan bayi baru lahir dengan kaus
Kamis, 27 Juni 2024 9:18 Wib