Yang harus diperhatikan saat sekolah dibuka kembali
Jakarta (ANTARA) - Wacana terkait pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka mengundang pro dan kontra dari para orangtua, meski demikian ada yang wajib dipahami dan dipatuhi jika anak-anak sudah kembali ke sekolah.
Muhammad Zainal, WASH (Water, Sanitation & Hygiene) Specialist UNICEF Indonesia mengatakan UNICEF sejalan dengan pemerintah dalam hal pembukaan kembali sekolah untuk pembelajaran tatap muka karena penutupan sekolah akibat pandemi COVID-19 dalam jangka panjang akan memberikan dampak negatif terhadap anak khususnya dari segi pendidikan.
Beberapa dampak yang didapat terjadi pada anak saat sekolah daring di antaranya meningkatnya risiko anak putus sekolah, kendala tumbuh kembang dan kualitas pembelajaran yang disebabkan adanya perbedaan akses pembelajaran jarak jauh, serta kesehatan mental dan psikososial karena minimnya interaksi anak dengan guru, teman dan dunia luar.
"Tapi pembukaan kembali sekolah harus diikuti dengan diterapkannya protokol kesehatan dan sekolah aman yang mengutamakan kesehatan dan keselamatan siswa, guru, keluarga dan masyarakat," ujar Zainal dalam webinar "Perubahan Kecil, Perlindungan Besar", Selasa (6/4).
Baca juga: Kiat penegakan disiplin protokol kesehatan di lingkungan sekolah
Baca juga: Sekolah tatap muka, Usakti siapkan SOP sosialisasi prokes
"Disamping itu, layanan pendidikan selama pandemi juga harus mempertimbangkan kondisi tumbuh kembang dan psikososial siswa," imbuhnya.
Penerapan protokol kesehatan yang baik dan lingkungan sekolah yang aman tentunya merupakan faktor yang harus dipenuhi jika pembelajaran tatap muka kembali dilakukan.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi angka infeksi COVID-19 melalui klaster sekolah. Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, sekitar 14 persen dari total kasus COVID-19 Indonesia berasal dari anak sekolah.
Maka dari itu edukasi mengenai bagaimana cara melindungi diri dan keluarga dari virus tersebut sangatlah penting untuk dilakukan, tak terkecuali anak-anak.
Sementara itu, dr. Fitria Agustina, SpKK, FINSDV mengatakan anak-anak perlu mendapat edukasi soal protokol kesehatan sebelum kembali ke sekolah.
Hal sederhana yang perlu diajarkan adalah berusaha untuk tetap sehat dengan mengkonsumsi makanan bergizi, istirahat cukup dan olahraga.
"Kemudian hal simpel yang harus diajarkan adalah jangan pernah buka masker di tempat umum, jangan pernah mau maskernya dipinjamnya ke temannya. Pinjam-meminjam suatu barang kalau buat anak kan itu hal yang happy," kata dr. Fitria.
Selain itu, setiap anak juga harus diajarkan untuk selalu menjaga kebersihan tubuh dengan biasakan diri mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, segera mandi setelah beraktivitas dari luar rumah, dan segera mengganti serta mencuci pakaian dengan detergen terbaik.
Muhammad Zainal, WASH (Water, Sanitation & Hygiene) Specialist UNICEF Indonesia mengatakan UNICEF sejalan dengan pemerintah dalam hal pembukaan kembali sekolah untuk pembelajaran tatap muka karena penutupan sekolah akibat pandemi COVID-19 dalam jangka panjang akan memberikan dampak negatif terhadap anak khususnya dari segi pendidikan.
Beberapa dampak yang didapat terjadi pada anak saat sekolah daring di antaranya meningkatnya risiko anak putus sekolah, kendala tumbuh kembang dan kualitas pembelajaran yang disebabkan adanya perbedaan akses pembelajaran jarak jauh, serta kesehatan mental dan psikososial karena minimnya interaksi anak dengan guru, teman dan dunia luar.
"Tapi pembukaan kembali sekolah harus diikuti dengan diterapkannya protokol kesehatan dan sekolah aman yang mengutamakan kesehatan dan keselamatan siswa, guru, keluarga dan masyarakat," ujar Zainal dalam webinar "Perubahan Kecil, Perlindungan Besar", Selasa (6/4).
Baca juga: Kiat penegakan disiplin protokol kesehatan di lingkungan sekolah
Baca juga: Sekolah tatap muka, Usakti siapkan SOP sosialisasi prokes
"Disamping itu, layanan pendidikan selama pandemi juga harus mempertimbangkan kondisi tumbuh kembang dan psikososial siswa," imbuhnya.
Penerapan protokol kesehatan yang baik dan lingkungan sekolah yang aman tentunya merupakan faktor yang harus dipenuhi jika pembelajaran tatap muka kembali dilakukan.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi angka infeksi COVID-19 melalui klaster sekolah. Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, sekitar 14 persen dari total kasus COVID-19 Indonesia berasal dari anak sekolah.
Maka dari itu edukasi mengenai bagaimana cara melindungi diri dan keluarga dari virus tersebut sangatlah penting untuk dilakukan, tak terkecuali anak-anak.
Sementara itu, dr. Fitria Agustina, SpKK, FINSDV mengatakan anak-anak perlu mendapat edukasi soal protokol kesehatan sebelum kembali ke sekolah.
Hal sederhana yang perlu diajarkan adalah berusaha untuk tetap sehat dengan mengkonsumsi makanan bergizi, istirahat cukup dan olahraga.
"Kemudian hal simpel yang harus diajarkan adalah jangan pernah buka masker di tempat umum, jangan pernah mau maskernya dipinjamnya ke temannya. Pinjam-meminjam suatu barang kalau buat anak kan itu hal yang happy," kata dr. Fitria.
Selain itu, setiap anak juga harus diajarkan untuk selalu menjaga kebersihan tubuh dengan biasakan diri mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, segera mandi setelah beraktivitas dari luar rumah, dan segera mengganti serta mencuci pakaian dengan detergen terbaik.