India kecam aturan Olimpiade Tokyo 'tidak adil'
Jakarta (ANTARA) - Badan Olimpiade India mengecam aturan ketat "tidak adil" yang diberlakukan oleh pemerintah Jepang pada atlet dari beberapa negara yang dilanda COVID-19 untuk mengikuti Olimpiade Tokyo mulai bulan depan.
Penyelenggara Tokyo 2020, dikutip dari AFP, Senin, mengatakan bahwa langkah-langkah tambahan akan diberlakukan untuk mengurangi risiko infeksi dari beberapa negara, termasuk India, yang telah mengalami "dampak signifikan dari varian" COVID-19.
Protokol akan melibatkan tes harian atlet selama satu pekan sebelum mereka berangkat ke Jepang dan mereka diminta "menahan diri untuk tidak berhubungan dengan tim lain selama tiga hari setelah mereka tiba" di Jepang.
Namun, Asosiasi Olimpiade India (IOA) mengatakan aturan tersebut akan membuat atlet kehilangan tiga hari latihan.
"Para atlet diizinkan tiba di desa Olimpiade hanya lima hari sebelum pertandingan mereka," kata presiden IOA Narinder Batra dan sekretaris Rajeev Mehta dalam pernyataan bersama, dikutip dari AFP.
"Sekarang tiga hari akan terbuang sia-sia, inilah saatnya para atlet harus bergerak menuju performa penuh mereka... sangat tidak adil bagi atlet India, yang telah bekerja keras selama lima tahun, didiskriminasi hanya lima hari sebelum Olimpiade."
Administrator olahraga mengatakan 11 negara, termasuk India, Pakistan dan Inggris, akan terpengaruh kebijakantersebut.
"Di mana dan kapan para atlet akan sarapan, makan siang, makan malam selama tiga hari ini, karena setiap orang makan di aula desa Olimpiade di mana semua atlet dan pejabat NOC (Komite Olimpiade Nasional) lainnya hadir," kata IOA.
Di mana atlet bisa berlatih? IOA, karena "tempat latihan tidak pernah kosong dan atlet serta ofisial NOC lain selalu hadir."
Penyelenggara Tokyo 2020 mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada AFP bahwa mereka telah menerima dokumen dari badan Olimpiade India.
"Untuk peserta dari daerah seperti India yang telah melihat dampak signifikan dari varian virus corona, mereka perlu mengikuti aturan yang lebih ketat daripada yang dituliskan dalam Playbook (atlet), dan serupa dengan langkah-langkah kontrol perbatasan yang ada," ujar penyelenggara.
Namun, penyelenggara tidak menjelaskan apakah atlet dari negara yang terkena dampak akan diizinkan untuk berlatih dalam tiga hari setelah kedatangan mereka.
Batra, pekan lalu, mengatakan bahwa atlet India akan divaksinasi penuh sebelum Olimpiade, yang dimulai 23 Juli.
India telah melonggarkan pembatasan wilayah dalam beberapa pekan terakhir, setelah terjadi lonjakan kasus infeksi dan kematian karena COVID-19 pada April dan Mei.
Komite Olimpiade Internasional (IOC), pada akhir Mei, mengatakan bahwa enam negara -- Bangladesh, India, Maladewa, Nepal, Pakistan dan Sri Lanka -- telah berjanji untuk memvaksinasi delegasi mereka sepenuhnya dan melakukan tes tambahan.
Beberapa atlet India, termasuk pelempar lembing Neeraj Chopra dan pegulat Vinesh Phogat, sedang berlatih di luar negeri dan akan melakukan perjalanan ke Tokyo dari lokasi masing-masing.
Namun, sebagian besar tim Olimpiade akan berangkat dari India.
Meskipun populasinya besar, India hanya memenangkan dua medali di Olimpiade Rio 2016.
Penyelenggara Tokyo 2020, dikutip dari AFP, Senin, mengatakan bahwa langkah-langkah tambahan akan diberlakukan untuk mengurangi risiko infeksi dari beberapa negara, termasuk India, yang telah mengalami "dampak signifikan dari varian" COVID-19.
Protokol akan melibatkan tes harian atlet selama satu pekan sebelum mereka berangkat ke Jepang dan mereka diminta "menahan diri untuk tidak berhubungan dengan tim lain selama tiga hari setelah mereka tiba" di Jepang.
Namun, Asosiasi Olimpiade India (IOA) mengatakan aturan tersebut akan membuat atlet kehilangan tiga hari latihan.
"Para atlet diizinkan tiba di desa Olimpiade hanya lima hari sebelum pertandingan mereka," kata presiden IOA Narinder Batra dan sekretaris Rajeev Mehta dalam pernyataan bersama, dikutip dari AFP.
"Sekarang tiga hari akan terbuang sia-sia, inilah saatnya para atlet harus bergerak menuju performa penuh mereka... sangat tidak adil bagi atlet India, yang telah bekerja keras selama lima tahun, didiskriminasi hanya lima hari sebelum Olimpiade."
Administrator olahraga mengatakan 11 negara, termasuk India, Pakistan dan Inggris, akan terpengaruh kebijakantersebut.
"Di mana dan kapan para atlet akan sarapan, makan siang, makan malam selama tiga hari ini, karena setiap orang makan di aula desa Olimpiade di mana semua atlet dan pejabat NOC (Komite Olimpiade Nasional) lainnya hadir," kata IOA.
Di mana atlet bisa berlatih? IOA, karena "tempat latihan tidak pernah kosong dan atlet serta ofisial NOC lain selalu hadir."
Penyelenggara Tokyo 2020 mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada AFP bahwa mereka telah menerima dokumen dari badan Olimpiade India.
"Untuk peserta dari daerah seperti India yang telah melihat dampak signifikan dari varian virus corona, mereka perlu mengikuti aturan yang lebih ketat daripada yang dituliskan dalam Playbook (atlet), dan serupa dengan langkah-langkah kontrol perbatasan yang ada," ujar penyelenggara.
Namun, penyelenggara tidak menjelaskan apakah atlet dari negara yang terkena dampak akan diizinkan untuk berlatih dalam tiga hari setelah kedatangan mereka.
Batra, pekan lalu, mengatakan bahwa atlet India akan divaksinasi penuh sebelum Olimpiade, yang dimulai 23 Juli.
India telah melonggarkan pembatasan wilayah dalam beberapa pekan terakhir, setelah terjadi lonjakan kasus infeksi dan kematian karena COVID-19 pada April dan Mei.
Komite Olimpiade Internasional (IOC), pada akhir Mei, mengatakan bahwa enam negara -- Bangladesh, India, Maladewa, Nepal, Pakistan dan Sri Lanka -- telah berjanji untuk memvaksinasi delegasi mereka sepenuhnya dan melakukan tes tambahan.
Beberapa atlet India, termasuk pelempar lembing Neeraj Chopra dan pegulat Vinesh Phogat, sedang berlatih di luar negeri dan akan melakukan perjalanan ke Tokyo dari lokasi masing-masing.
Namun, sebagian besar tim Olimpiade akan berangkat dari India.
Meskipun populasinya besar, India hanya memenangkan dua medali di Olimpiade Rio 2016.