Pemkab Kotim antisipasi banjir parah kembali terjadi

id Pemkab Kotim antisipasi banjir parah kembali terjadi, Kalteng, Bupati Kotim, Halikinnor, Sampit, Kotim, Kotawaringin Timur

Pemkab Kotim antisipasi banjir parah kembali terjadi

Bupati Halikinnor bersama Gubernur Sugianto Sabran saat membagikan bantuan untuk korban banjir di Kecamatan Mentaya Hulu, Selasa (7/9/2021) lalu. ANTARA/HO-Prokopim Kotim

Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Halikinnor memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat bersama instansi terkait lainnya mengantisipasi kemungkinan terjadi lagi banjir parah di wilayah utara seiring kembali meningkatnya curah hujan.

"Kita perlu lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap banjir akibat curah hujan yang lebih tinggi lagi. BPBD diharapkan lebih waspada dan responsif terhadap tempat-tempat rawan banjir. Kepada SOPD, badan dan instansi terkait diharapkan dapat mengambil langkah-langkah antisipatif," kata Halikinnor di Sampit, Senin.

Wilayah utara atau hulu meliputi enam kecamatan yaitu Parenggean, Antang Kalang, Telaga Antang, Mentaya Hulu, Tualan Hulu dan Bukit Santuai. Enam kecamatan ini memang sering dilanda banjir saat musim hujan seperti sekarang.

Akhir Agustus lalu sejumlah desa di enam kecamatan itu terendam banjir cukup parah. Bahkan banyak warga yang terpaksa mengungsi karena banjir nyaris menenggelamkan rumah mereka. 

Selain enam kecamatan di wilayah utara, saat itu banjir juga sempat merendam kawasan hilir yaitu Kecamatan Kota Besi yang menjadi sasaran banjir kiriman dari wilayah hulu.

Saat ini curah hujan kembali meningkat sehingga debit sungai naik. Ada beberapa desa yang saat ini kondisi debit airnya kembalikan naik karena beberapa hari ini terjadi hujan yang curahnya tinggi dan cukup lama.

"Laporan yang saya terima, sudah ada yang airnya sudah selutut, namun belum sampai merendam rumah. Itu ada di Kecamatan Bukit Santuai, Mentaya Hulu, Antang Kalang dan Telaga Antang. Tapi hanya desa di pinggir sungai," timpal Halikinnor.

Baca juga: Pantai Ujung Pandaran diwacanakan jadi lokasi pelabuhan internasional

Selain wilayah hulu, banjir juga rawan terjadi di pusat kota Sampit. Kondisi itu biasanya terjadi ketika hujan deras dalam waktu lama dan bersamaan dengan kondisi Sungai Mentaya yang sedang pasang sehingga sungai kecil maupun drainase di dalam kota meluber merendam jalan dan permukiman di sejumlah lokasi rendah.

"Drainase kita di permukiman juga terkadang ada yang ditutup warga dengan bangunan. Ini jadi hambatan. Seperti Sawahan kemarin kami minta membongkar dan kita buat drainase," tambah Halikinnor.

Alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang selalu disiagakan untuk menangani jika terjadi banjir akibat ada saluran yang tersumbat. Pemerintah daerah meminta dukungan seluruh masyarakat untuk mencegah banjir dengan membersihkan lingkungan masing-masing.

Sementara itu BPBD bersama instansi terkait diminta selalu siaga mencegah dan menangani banjir, terutama pada daerah permukiman, perkantoran, rumah sakit, rumah ibadah dan tempat umum lainnya, serta dampak lain yang ditimbulkannya.

Baca juga: APBD Kotim 2022 tetap prioritaskan pendidikan dan kesehatan