Palangka Raya (ANTARA) - Warga Kalimantan Tengah dalam waktu tidak lama lagi bakal menyaksikan sebuah film layar lebar yang menceritakan tentang berbagai potensi, budaya, wisata, agama dan keberagaman serta sejarah Kota Palangka Raya melalui film berjudul "Sipet Anak Dayak".
Pemeran Utama Sipet Anak Dayak Arick Pramana saat berkunjung ke kantor LKBN Antara Biro Kalimantan Tengah, Rabu (22/6) mengatakan, film perdana yang bercerita tentang Kalimantan Tengah tersebut bakal ditayangkan di bioskop XXI mulai 5 Juli dan pada tanggal 6-7 Juli 2022 di Gedung Pascasarjana IAIN Palangka Raya.
Menurut dia, melalui film yang mengangkat sejarah tokoh masyarakat Dayak Ngabe Soekah tersebut, dikemas dengan sangat apik dan modern, yang sebagian besar melibatkan tokoh-tokoh asli Kalimantan Tengah.
Bahkan untuk musik, tarian dan lainnya, seluruhnya murni berasal dari Kalimantan Tengah. Sehingga, film ini murni dan riil bercerita dan dilakonkan oleh warga Kalimantan Tengah.
"Hanya beberapa yang diperankan oleh artis Jakarta. Seperti peran Nyai diperankan oleh Risa Amelia yang merupakan jebolan ajang KDI 2020, Waode Kartika dari Jakarta dan seorang pemain film senior Billy Boedjanger," katanya.
Putra angkat Wali Kota Palangka Raya periode 2008-2013 dan 2013-2018 Riban Satia ini mengatakan, melalui Film yang juga dibintangi oleh Profesor doktor insinyur Bambang yang merupakan keturunan dari Ngabe Soekah tersebut, sebagai komitmen untuk mengangkat tentang keindahan alam Kalimantan Tengah.
"Makanya, kita syutingnya banyak di tempat-tempat wisata, seperti di Taman Nasional Sebangau Kereng Bangkirai, tempat wisata Bukit Tangkiling, Sungai Kahayan dan beberapa lokasi wisata yang luar biasa keindahannya." katanya.
Menurut dia, film ini juga diangkat dari kisah nyata, tentang perjalanan seorang tokoh Dayak Kalimantan Tengah, sehingga selama suting film yang dilaksanakan hanya dalam waktu 18 hari tersebut, tidak terlepas dengan cerita-cerita mistis.
Menurut dia, selama bermain film tersebut, dia seperti mendapatkan tambahan tenaga dan vitalitas, sehingga tidak merasa capek walaupun harus melakukan suting secara maraton selama 18 hari.
Bahkan, ketakutannya terhadap air sungai, juga hilang begitu saja, saat dia harus naik kelotok di Sungai yang cukup besar hanya berdua.
"Padahal biasanya, saya sangat takut dengan sungai karena tidak bisa renang," kata Arick yang terkenal dengan sebutan "Si Kriwil" tersebut.
Artis yang juga sempat menjalankan restoran Mie Kriwil Palangka Raya tersebut mengaku yakin dan optimistis, film yang juga menceritakan tentang kisah percintaan putra-putri Dayak tersebut akan menghibur dan bisa sukses seperti film-film daerah lainnya.
Apalagi, film tersebut mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat Kalimantan Tengah, serta seluruh media, perguruan tinggi dan lainnya di daerah ini.
Produser Film Sipet Anak Dayak, Rizki Fitriani yang juga hadir mendampingi para pemain, saat berkunjung ke kantor LKBN Antara Biro Kalimantan Tengah berharap mendapatkan apresiasi dan dukungan luar biasa dari seluruh warga Kalimantan Tengah khususnya dan Indonesia umumnya.
"Ayo, seluruh warga Kalimantan Tengah, menonton film "Sipet Anak Dayak" yang akan ditayangkan perdana pada 5 Juli di studio XXI Palangka Raya," katanya.
Rizki yang juga seorang putri Dayak asal Kalimantan Barat tersebut mengatakan film ini hasil rumah produksi Mentari Pictures bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.
Kisah dalam film Sipet Anak Dayak selama 90 menit ini, diangkat dari cerita yang disampaikan keluarga besar Ngabe Soekah yang dibuat dari dan untuk Kalimantan Tengah.
Kepala LKBN Antara Biro Kalimantan Tengah, Ulul Maskuriah mengatakan, kehadiran para tim dan kru film ke Antara merupakan suatu kehormatan dan kebanggan bagi dirinya.
"Saya yakin, melalui film ini berbagai keindahan budaya dan alam Kalimantan Tengah akan lebih dikenal oleh masyarakat luas, sehingga bisa mengundang warga luar daerah untuk datang berwisata dan berinvestasi di provinsi ini," katanya.